PUBLIKAINDONESIA, KUALA LUMPUR – Malaysia kembali memulai pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudera Hindia sejak 2014.

Pencarian kali ini dilakukan oleh perusahaan eksplorasi laut Ocean Infinity, yang berbasis di Amerika Serikat dan Inggris.
Pencarian difokuskan di area sekitar 1.500 km lepas pantai Perth, Australia. Kapal canggih milik Ocean Infinity telah berada di lokasi dan mulai mengirim kapal selam otonom untuk melakukan pemindaian detail dasar laut.
Area pencarian mencakup luas 15.000 km persegi dan diperkirakan akan berlangsung selama enam pekan.
“Tim akan memberikan perhatian ekstra pada empat hot spot,” demikian laporan media Australia, 9News.
Beberapa pakar menduga bangkai pesawat Boeing 777 itu berada di zona pencarian yang ditargetkan saat ini.
Namun, faktor topografi dasar laut serta kondisi cuaca dapat menjadi kendala dalam pencarian.
Menteri Perhubungan Malaysia, Anthony Loke, sebelumnya telah menugaskan Ocean Infinity untuk melanjutkan pencarian puing-puing pesawat di dasar laut.
Kontrak antara Pemerintah Malaysia dan Ocean Infinity menggunakan prinsip “tidak ditemukan, tidak dibayar”, yang berarti pembayaran hanya dilakukan jika puing pesawat berhasil ditemukan.
Ocean Infinity mengajukan biaya pencarian sebesar 70 juta dolar AS, sama seperti pencarian pertama pada Januari hingga Juni 2018.
Saat itu, perusahaan tersebut telah memindai area seluas 25.000 km persegi di Samudera Hindia bagian selatan, tetapi tidak menemukan hasil yang signifikan.
Pesawat Malaysia Airlines MH370, yang membawa 227 penumpang dan 12 kru, hilang pada 8 Maret 2014 setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur menuju Beijing, China.
Sejak saat itu, Malaysia, China, dan Australia telah melakukan pencarian bersama di area seluas 120.000 km persegi, sebelum akhirnya dihentikan pada Januari 2017 karena tidak menemukan bagian pesawat yang signifikan.
Dengan dimulainya kembali pencarian ini, harapan untuk menemukan jawaban atas misteri hilangnya MH370 kembali terbuka.