PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan penulisan ulang sejarah nasional Indonesia yang selama ini dinilai tidak akurat, terutama terkait narasi penjajahan Belanda selama 350 tahun.

Menurutnya, klaim tersebut harus dikoreksi karena tidak mencerminkan realitas perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah sepanjang masa kolonialisme.
“Tidak tepat mengatakan Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Dalam periode itu, banyak wilayah justru aktif melawan penjajah dari Aceh, Sumatera Barat, hingga perlawanan besar seperti Perang Diponegoro di Jawa,” ujar Fadli dalam keterangannya kepada media, Selasa (14/5/2025).
Ia menegaskan bahwa sudut pandang sejarah harus diubah: bukan lagi sebagai bangsa yang pasif ‘dijajah’, melainkan bangsa yang gigih melawan penjajahan secara konsisten.
Langkah ini, kata Fadli, juga sejalan dengan pesan Presiden Soekarno tentang pentingnya mengingat sejarah, atau yang dikenal dengan istilah “Jas Merah” (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Ia berharap penulisan ulang ini bisa rampung dan diluncurkan sebelum peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2025.
“Memahami sejarah secara benar adalah kunci menjaga jati diri dan identitas bangsa. Jangan sampai generasi muda mewarisi narasi sejarah yang keliru dan membuat mereka kehilangan semangat kebangsaan,” tegas Fadli.
Penulisan ulang ini dipastikan akan melibatkan sejarawan, akademisi, serta berbagai pihak yang relevan agar narasi sejarah yang baru lebih berimbang, objektif, dan membangkitkan semangat nasionalisme.