PUBLIKAINDONESIA.COM, BOYOLALI – Dalam upaya menekan risiko kecelakaan dan kasus pendaki hilang di gunung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mulai menerapkan inovasi penggunaan gelang RFID (Radio Frequency Identification) untuk para pendaki. Program ini dipantau langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni saat kunjungan kerja ke Gunung Merbabu, Jawa Tengah, Selasa (27/5/2025).

“Inovasi ini bagian dari komitmen kami menerapkan zero accident dan zero waste dalam setiap aktivitas pendakian,” ujar Raja Juli di sela kegiatan pemantauan.
Gelang RFID berfungsi sebagai alat pelacak yang memungkinkan posisi pendaki dipantau secara real-time oleh petugas. Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan chip kecil dan antena yang terpasang di gelang. Saat gelang berada dalam jangkauan alat pembaca (reader), chip akan mengirimkan data seperti identitas pendaki, lokasi terakhir terdeteksi, dan status perjalanan.
Dalam konteks pendakian, sistem ini memiliki beberapa fungsi utama:
* Melacak posisi pendaki secara langsung selama berada di jalur pendakian resmi.
* Mempermudah proses pencarian jika terjadi insiden hilang atau kecelakaan.
* Memastikan semua pendaki keluar masuk melalui jalur resmi.
* Mengumpulkan data statistik kunjungan sebagai bahan evaluasi dan pengelolaan kawasan.
Langkah ini muncul sebagai respons atas meningkatnya kasus pendaki hilang di berbagai gunung di Indonesia. Tak jarang, pendaki yang dinyatakan hilang baru ditemukan setelah berhari-hari, bahkan dalam kondisi tidak bernyawa.
Penerapan gelang RFID ini akan diperluas ke gunung-gunung lain di Indonesia secara bertahap. KLHK berharap teknologi ini dapat meningkatkan keselamatan sekaligus memperkuat pengawasan kawasan konservasi.