Close Menu
Publika Indonesia
    What's Hot

    Setelah 18 Tahun, Kabupaten Banjar Kembali Jadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Provinsi Kalsel

    20/06/2025

    Tiga Mahasiswa Blitar Dihalau Paspampres Saat Bentangkan Poster Kritik Menjelang Kedatangan Wapres Gibran

    20/06/2025

    Bhabinkamtibmas Desa Sarang Tiung Gagas “Rumah Sedekah” untuk Warga Kurang Mampu

    20/06/2025

    Mantan Anggota NCT, Taeil, Hadapi Tuntutan 7 Tahun Penjara atas Kasus Pemerkosaan Berkelompok

    20/06/2025

    Scudetto Masih Terbuka: Fernando Llorente Jagokan AC Milan Bersinar di Musim 2025/2026

    20/06/2025
    Publika Indonesia
    • Home
    • Hukum
    • Kriminal
    • pemilu
    • Ekonomi
      1. Wisata
      2. Health
      3. View All

      Pemprov Kalsel Rencanakan Komplek Perkantoran Banjarbaru Jadi Pusat Wisata dan Ekonomi Kreatif

      14/02/2025

      Calendar of Event 2025  di Launching Bupati Banjar

      12/12/2024

      Embung Kebun Raya Banua: Dari Tambang Emas ke Destinasi Wisata

      08/12/2024

      Disparpora Bersama 17 Subsektor Ekraf Kotabaru Meriahkan Festival Akrab di Siring Laut Kotabaru

      21/10/2024

      BPOM Kalsel Ingatkan Pentingnya Waspadai Tiga Bahaya dalam Makanan

      16/06/2025

      Polda Kalsel Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Driver Ojek Online dalam Rangka Hari Bhayangkara ke-79

      13/06/2025

      Obat GERD Jadi Solusi Utama Atasi Asam Lambung Kronis, Ini Penjelasan Ahli

      12/06/2025

      Lonjakan Kasus COVID-19 di India, Pemerintah Perketat Pemantauan dan Siapkan Fasilitas Kesehatan

      09/06/2025

      Minyak Jelantah Program Makan Bergizi Gratis Bisa Dijual Rp7.000 per Liter, Berpotensi Dongkrak Ekonomi Daerah

      19/06/2025

      Pertamina Kembangkan Avtur Ramah Lingkungan dari Minyak Jelantah, Siap Perluas ke Dumai dan Balongan

      19/06/2025

      Brigadir Denny, Polisi Inspiratif dari Kotabaru Sulap Pekarangan Jadi Lumbung Telur

      16/06/2025

      Harga Beras Tembus Rp 500 Ribu di Jepang, Diaspora Indonesia Terhimpit

      12/06/2025
    • Nusantara
      • Banjarbaru
      • Banjarmasin
      • Kabupaten Banjar
      • Kalimantan Selatan
      • Tanah Bumbu
    • Olahraga
    Subscribe
    Trending Topics:
    • Tim Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • SOP Perlindungan Wartawan
    • Tentang Kami
    Publika Indonesia
    • Tim Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • SOP Perlindungan Wartawan
    • Tentang Kami
    Beranda » Beranda » Komisi X DPR: Kalau Sejarah Ditulis Secara Selektif, Lebih Baik Hentikan Saja

    Komisi X DPR: Kalau Sejarah Ditulis Secara Selektif, Lebih Baik Hentikan Saja

    adminadmin18/06/2025

    PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Awan gelap kembali menggantung di langit sejarah nasional, menyusul pernyataan kontroversial Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut bahwa tragedi pemerkosaan massal terhadap perempuan Tionghoa dalam kerusuhan Mei 1998 hanyalah rumor belaka. Pernyataan itu memantik bara kritik, termasuk dari kalangan Wakil Rakyat di Komisi X DPR RI.

    Anggota Komisi X, Bonnie Triyana, dalam keterangannya kepada pers pada Rabu (18/6/2025), menyayangkan sikap Menbud yang dinilai tidak elok serta berpotensi melanggengkan budaya penyangkalan terhadap kekerasan, utamanya kekerasan seksual.

    “Apa yang menurut Menteri Kebudayaan tidak ada, bukan berarti tak pernah terjadi,” ujar Bonnie, dengan nada yang tak bisa ditawar.

    Ia menyebut, bila penulisan ulang sejarah yang kini sedang digarap oleh Kementerian Kebudayaan justru menghapus atau mengaburkan pelanggaran HAM berat, termasuk tragedi pemerkosaan perempuan Tionghoa, maka proyek tersebut tak lebih dari sekadar narasi kuasa yang cacat legitimasi sejarah.

    Seperti diketahui, Fadli Zon sempat menyatakan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan terjadinya pemerkosaan massal pada Mei 1998, bahkan menyebut bahwa Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kala itu tidak bisa membuktikan laporannya. Ia menyebut kisah tersebut tak lebih dari desas-desus yang beredar luas.

    Namun Bonnie yang juga dikenal sebagai sejarawan dan jurnalis senior menegaskan, tugas negara adalah menjaga integritas sejarah, bukan menggunting fakta demi membentuk narasi yang enak dibaca tetapi berbahaya dalam makna.

    “Kalau semangat menulis sejarah untuk mempersatukan, mengapa cara berpikirnya parsial?” tanya Bonnie retoris. “Laporan TGPF menyebut ada lebih dari 50 korban. Itu bukan angka yang bisa dianggap angin lalu.”

    Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa penulisan sejarah bukanlah alat propaganda kekuasaan semata, melainkan rekam jejak nurani bangsa. Bahkan, katanya, kisah pahit dan luka kolektif harus dituturkan dengan jujur, agar generasi mendatang dapat mengambil hikmah dari sejarah yang tak selalu harum semerbak.

    “Anak cucu bangsa tak hanya perlu kisah kepahlawanan, tapi juga perlu tahu sisi kelam masa lalu agar tak terulang kembali,” tuturnya lirih, namun tegas.

    Bonnie pun memperingatkan bahwa menyebut tragedi tersebut sebagai rumor sama saja dengan menabur garam pada luka yang belum sembuh. Ia mengingatkan, para penyintas masih hidup, dan trauma mereka masih membekas.

    “Penyangkalan ini hanya akan menambah beban batin para korban dan keluarganya, juga masyarakat yang turut menyaksikan langsung peristiwa kelam tersebut.”

    Draf Sejarah Kontroversial

    Sebagai catatan redaksi, proyek penulisan ulang sejarah nasional yang kini tengah digagas Menbud Fadli Zon ditargetkan rampung pada Agustus 2025. Namun dalam draf Kerangka Konsep Penulisan Sejarah Indonesia, sejumlah peristiwa besar yang tergolong pelanggaran HAM berat seperti petrus, penghilangan paksa aktivis, tragedi Trisakti dan Semanggi, serta kekerasan di Aceh dan Papua tak terlihat batang hidungnya.

    Menanggapi hal itu, Bonnie mendesak agar proyek tersebut dihentikan bila hanya bertujuan untuk menyusun ulang sejarah yang menyenangkan pemegang kekuasaan.

    “Jangan menulis sejarah dengan gaya pesanan meja redaktur zaman kolonial, di mana yang dipilih hanya kisah yang bersih dan gagah. Kalau sejarah ditulis secara selektif dan bersandar pada kalkulasi politik, lebih baik hentikan saja!” tandasnya.

    Penulisan sejarah yang adil, menurutnya, bukan hanya perkara kronik atau urutan peristiwa, tapi soal keberanian moral untuk menyuarakan yang terpinggirkan, yang dilecehkan, dan yang disangkal.

    Catatan Redaksi: Redaksi akan terus memantau perkembangan pemanggilan Menteri Kebudayaan ke Komisi X DPR RI dalam waktu dekat. Proyek penulisan ulang sejarah nasional mesti diawasi ketat agar tak menjadi alat pemutihan sejarah.

    Share. Facebook WhatsApp Twitter LinkedIn Email

    Related Posts

    Setelah 18 Tahun, Kabupaten Banjar Kembali Jadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Provinsi Kalsel

    20/06/2025

    Tiga Mahasiswa Blitar Dihalau Paspampres Saat Bentangkan Poster Kritik Menjelang Kedatangan Wapres Gibran

    20/06/2025

    Bhabinkamtibmas Desa Sarang Tiung Gagas “Rumah Sedekah” untuk Warga Kurang Mampu

    20/06/2025
    Add A Comment
    Leave A Reply Cancel Reply

    Berita Terbaru

    Setelah 18 Tahun, Kabupaten Banjar Kembali Jadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Provinsi Kalsel

    20/06/2025

    Tiga Mahasiswa Blitar Dihalau Paspampres Saat Bentangkan Poster Kritik Menjelang Kedatangan Wapres Gibran

    20/06/2025

    Bhabinkamtibmas Desa Sarang Tiung Gagas “Rumah Sedekah” untuk Warga Kurang Mampu

    20/06/2025

    Mantan Anggota NCT, Taeil, Hadapi Tuntutan 7 Tahun Penjara atas Kasus Pemerkosaan Berkelompok

    20/06/2025
    Berita Pilihan
    Kabupaten Banjar

    Setelah 18 Tahun, Kabupaten Banjar Kembali Jadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Provinsi Kalsel

    20/06/2025 Kabupaten Banjar

    PUBLIKAINDONESIA.COM, MARTAPURA – Suasana penuh kebersamaan dan syiar Islam menyelimuti Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura, saat…

    Tiga Mahasiswa Blitar Dihalau Paspampres Saat Bentangkan Poster Kritik Menjelang Kedatangan Wapres Gibran

    20/06/2025

    Bhabinkamtibmas Desa Sarang Tiung Gagas “Rumah Sedekah” untuk Warga Kurang Mampu

    20/06/2025

    Mantan Anggota NCT, Taeil, Hadapi Tuntutan 7 Tahun Penjara atas Kasus Pemerkosaan Berkelompok

    20/06/2025

    Recent Posts

    • Setelah 18 Tahun, Kabupaten Banjar Kembali Jadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Provinsi Kalsel
    • Tiga Mahasiswa Blitar Dihalau Paspampres Saat Bentangkan Poster Kritik Menjelang Kedatangan Wapres Gibran
    • Bhabinkamtibmas Desa Sarang Tiung Gagas “Rumah Sedekah” untuk Warga Kurang Mampu
    • Mantan Anggota NCT, Taeil, Hadapi Tuntutan 7 Tahun Penjara atas Kasus Pemerkosaan Berkelompok
    • Scudetto Masih Terbuka: Fernando Llorente Jagokan AC Milan Bersinar di Musim 2025/2026

    Recent Comments

    1. Trump mengenai Portugal Juara UEFA Nations League 2025! Kalahkan Spanyol Lewat Adu Penalti Dramatis
    2. 📟 Email- Operation 1.323333 bitcoin. Get >>> https://yandex.com/poll/enter/BXidu5Ewa8hnAFoFznqSi9?hs=e728d2ea7b43990f58a5fded38575665& 📟 mengenai Ubah Lahan Tidur Jadi Ladang Jagung, Polda Kalsel Dorong Swasembada Pakan
    3. 🔑 Notification: SENDING 1,237495 bitcoin. Get >> https://yandex.com/poll/enter/BXidu5Ewa8hnAFoFznqSi9?hs=bc904e94dc7f3798566faf09da5e5ba8& 🔑 mengenai KLHK Ungkap Pelanggaran Serius Tambang Nikel di Raja Ampat, Satu Perusahaan Tak Miliki Izin
    4. 📊 + 1.519816 BTC.GET - https://yandex.com/poll/enter/BXidu5Ewa8hnAFoFznqSi9?hs=2023e5589ea257f0037fa3b6dc80865d& 📊 mengenai Disambut Meriah di Osaka, Timnas Indonesia Siap Hadapi Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
    5. 📯 Message: Process 1,951151 BTC. Assure >> https://yandex.com/poll/enter/BXidu5Ewa8hnAFoFznqSi9?hs=bf4e516e2149da1375b3fd30352deb4d& 📯 mengenai Pergi Haji Ilegal, Pria Madura Tewas di Gurun dan Tak Bisa Dipulangkan karena Biaya
    Juni 2025
    S S R K J S M
     1
    2345678
    9101112131415
    16171819202122
    23242526272829
    30  
    « Mei    
    © 2025 - PublikaIndonesia.com
    • Tim Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • SOP Perlindungan Wartawan
    • Tentang Kami

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.