PUBLIKAINDONESIA, BANJAR— Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Polda Kalsel) mencatatkan capaian signifikan dalam sektor pertanian dengan memanen 41,985 ton jagung dari lahan basah seluas 7,8 hektare di Desa Padang Panjang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kamis(12/6/2025). Panen raya ini menjadi bagian dari program pemanfaatan lahan tidur untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, mengungkapkan panen ini merupakan hasil sinergi antara Polda Kalsel, Universitas Lambung Mangkurat, dan kelompok petani lokal.
“Kami mengubah lahan tidur menjadi produktif berkat kerja sama lintas sektor yang berkelanjutan,” ujarnya.
Panen ini merupakan hasil dari penanaman perdana yang dilakukan tiga bulan lalu, dengan produktivitas mencapai 5,38 ton per hektare. Ke depan, Polda Kalsel menargetkan peningkatan hasil hingga 9 ton per hektare melalui perbaikan teknik budidaya dan perluasan lahan.
“Ini baru lahan pertama yang kita buka. Wilayah seperti Tanah Laut memiliki potensi besar untuk dikembangkan,” tambah Rosyanto.
Jagung yang dipanen langsung diproses melalui pemipilan dan pengeringan, lalu didistribusikan ke salah satu perusahaan pakan ternak nasional yang beroperasi di Kalimantan Selatan. Harga jual jagung berada di kisaran Rp4.000–Rp5.000 per kilogram.
Langkah ini menjadi upaya strategis mengingat sebagian besar kebutuhan jagung untuk pakan ternak di Kalimantan Selatan selama ini masih dipasok dari luar daerah.
“Kami ingin menunjukkan bahwa institusi seperti kepolisian juga bisa berkontribusi dalam pembangunan pertanian. Ini wujud pengabdian nyata, tidak hanya dengan senjata, tapi juga dengan cangkul dan bibit,” tegasnya.
Melihat keberhasilan panen perdana ini, Polda Kalsel berencana memperluas pengembangan jagung ke empat kabupaten lain: Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan, Tanah Bumbu, dan Kotabaru. Lahan-lahan baru akan mulai digarap dalam waktu dekat, dengan harapan menjadikan Kalimantan Selatan sebagai salah satu sentra jagung nasional.
“Potensi lahan di wilayah ini bisa mencapai puluhan hektare. Ini peluang besar untuk menopang kebutuhan industri pakan ternak secara berkelanjutan,” pungkas Rosyanto.