PUBLIKAINDONESIA.COM, SLEMAN – Sudah 14 tahun berlalu sejak kemunculan fenomena misterius crop circle di persawahan Dusun Kracakan, Desa Jogotirto, Berbah, Sleman, pada 23 Januari 2011.

Meski waktu telah berlalu, jejak pola geometris di hamparan padi itu masih menyisakan rasa penasaran banyak pihak hingga hari ini.
Kala itu, warga Berbah dikejutkan dengan pola lingkaran besar dan kecil berdiameter 15 hingga 20 meter yang muncul secara tiba-tiba di sawah. Batang-batang padi tampak roboh membentuk desain yang sangat rapi dan simetris.
Fenomena tersebut sontak menghebohkan publik dan memicu spekulasi luas, termasuk dugaan adanya pendaratan Unidentified Flying Object (UFO).
Sebagian warga meyakini pola itu bukan buatan manusia karena sebelumnya, pada sore hari, sawah masih tampak seperti biasa. Namun hanya dalam semalam, muncul pola rumit yang dianggap mustahil dibuat tanpa alat bantu atau teknologi tertentu.
Namun, hasil investigasi gabungan dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) bersama Polres Sleman kala itu menyimpulkan bahwa crop circle tersebut merupakan hasil buatan manusia.
Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN saat itu, Sri Kaloka Prabotosari, mengungkapkan sejumlah bukti teknis yang mengarah pada kesimpulan tersebut.
Salah satunya adalah adanya lubang sedalam 25 cm dan selebar 4 cm di titik pusat lingkaran, yang diduga kuat dibuat menggunakan batang atau pipa sebagai alat bantu.
Tim juga menemukan batang-batang padi yang patah serta akar tanaman yang tercerabut, mengindikasikan adanya aktivitas manusia yang menginjak-injak sawah saat proses pembuatannya.
Meski identitas pelakunya belum pernah diumumkan secara resmi, sempat beredar klaim anonim di dunia maya yang menyatakan bahwa crop circle itu dibuat oleh sekelompok mahasiswa Sains Matematika dan Pertanian dari Yogyakarta.
Namun hingga kini, pihak berwenang belum pernah mengungkap siapa pelaku sesungguhnya. Misteri itu tetap menjadi bagian dari kisah menarik yang pernah menghebohkan Sleman dan seluruh Indonesia.