PUBLIKAINDONESIA.COM, SAMPANG – Sebuah video berdurasi 15 detik yang beredar di WhatsApp memantik kemarahan publik. Video tersebut menunjukkan seorang pasien lansia dalam kondisi darurat sedang dievakuasi menggunakan perahu kecil menuju RSUD dr. Mohammad Zyn, Sampang. Di dalam video, tampak jelas pasien terbaring lemas di atas geladak kayu tanpa fasilitas medis layak.

Dalam keterangan video tertulis: “Info fungsi kapal cepat Pustu Mandangin?”sebuah pertanyaan yang kini menggema di tengah masyarakat Pulau Mandangin.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Rabu (2/7/2025). Keluarga pasien, Jalil, menjelaskan bahwa korban awalnya dirawat di Puskesmas Mandangin karena tidak sadarkan diri akibat gula darah rendah.
Setelah diberikan infus dan sempat sadar, kondisi pasien kembali memburuk hingga harus dirujuk ke rumah sakit di Sampang Kota.
Namun ironisnya, meskipun kondisi pasien masuk kategori darurat, ambulance boat milik Puskesmas Mandangin tak kunjung dikerahkan.
> “Kami sempat tanya ke petugas soal kapal ambulance, tapi katanya tidak bisa dipakai karena tidak ada anggaran operasional,” ujar Jalil kepada wartawan.
Akhirnya, keluarga terpaksa menyewa perahu nelayan kecil dengan biaya Rp 400 ribu. Mereka harus menempuh perjalanan laut selama lebih dari satu jam, di tengah tiupan angin kencang, tanpa fasilitas medis memadai. Pasien diberangkatkan sekitar pukul 15.30 WIB dan tiba di RSUD Sampang pada pukul 18.20 WIB.
Pihak Puskesmas Akui Tidak Ada Anggaran Operasional
Menanggapi polemik ini, Kepala Puskesmas Mandangin, Rina Dewiyanti, mengakui bahwa ambulance boat milik Puskesmas tidak difungsikan karena tidak adanya anggaran bahan bakar dan operasional.
> “Memang tahun ini tidak ada alokasi anggaran BBM dari Pemkab. Itu akibat efisiensi anggaran yang diberlakukan,” jelasnya saat dikonfirmasi pada Kamis (3/7/2025).
Rina menambahkan bahwa pihak Puskesmas juga mengalami keterbatasan dalam penggunaan armada laut karena operasionalnya tidak tercakup dalam program rutin pelayanan.
Kritik Mengalir: Di Mana Prioritas Pelayanan Kesehatan?
Peristiwa ini menuai kritik dari warga dan netizen yang menilai bahwa keselamatan pasien seharusnya menjadi prioritas utama dalam pelayanan kesehatan.
Banyak yang mempertanyakan mengapa fasilitas seperti ambulance boat bisa mangkrak hanya karena alasan anggaran, padahal menyangkut nyawa manusia.
> “Kalau untuk kondisi gawat darurat saja tidak bisa digunakan, lalu untuk apa kapal itu disediakan?” tulis salah satu warga di media sosial.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari Pemkab Sampang terkait kebijakan efisiensi anggaran yang berdampak pada layanan dasar seperti transportasi medis darurat di wilayah kepulauan.
Catatan Redaksi
Kisah ini menyoroti pentingnya evaluasi kebijakan anggaran publik, khususnya pada sektor kesehatan dan pelayanan masyarakat di daerah terpencil. Saat anggaran ditekan, jangan sampai rakyat kecil menjadi korban dari keputusan yang tidak berpihak pada kemanusiaan.