PUBLIKAINDONESIA.COM, KOTABARU – Menanggapi keluhan masyarakat terkait kekurangan stok darah di Unit Transfusi Darah (UTD), Direktur RSUD Pangeran Jaya Sumitra (PJS) Kotabaru, Drg. Andriyan Wijaya, M.M., menyatakan komitmennya untuk meningkatkan transparansi dan pelayanan publik.

Salah satu langkah konkret yang direncanakan adalah pembangunan layar monitor informasi keterbukaan stok darah di area UTD.
“Kami akan berusaha untuk membenahi dan menjadi lebih baik lagi. Ke depan, rencana kami akan membangun sebuah monitor informasi keterbukaan stok darah di UTD,” ujar Drg. Andriyan saat ditemui pada Senin (2/6).
Selain itu, RSUD PJS juga tengah mengevaluasi kembali kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) terkait pengelolaan stok dan distribusi darah.
Meski sebelumnya telah ada kesepakatan dukungan dengan PMI, Direktur menyebutkan perlunya pembahasan lanjutan untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan efisiensi pelayanan.
“Mengenai MoU ini adalah hal yang harus dibicarakan lagi dengan pihak PMI. Memang selama beberapa bulan lalu sudah ada kesepakatan bahwa kami siap support,” jelasnya.
Ia menambahkan, beberapa poin penting yang akan dibicarakan kembali meliputi biaya kantong darah dan efisiensi pemanfaatan darah untuk pasien.
“Pertimbangan ini penting, terutama bagi pasien yang membutuhkan darah segar dalam kondisi kritis,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah ini, RSUD PJS Kotabaru berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi masyarakat dan turut mendukung peningkatan kualitas layanan kesehatan di Kabupaten Kotabaru.