PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARBARU – Tingginya angka kecelakaan di jalur alternatif Banjarbaru–Batulicin mendorong Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalimantan Selatan melakukan kaji ulang terhadap desain trase jalan di beberapa titik rawan.

Plt. Kepala Bidang Bina Marga PUPR Kalsel, Robby Cahyadi, menyampaikan kaji ulang ini difokuskan pada segmen yang dianggap memiliki risiko tinggi, yakni di area Bunglai, Gunung Papua, dan Kelok 12 di mana kelandaian dan tikungan tajam rawan menyebabkan kecelakaan. Ia menegaskan bahwa ini bukan sekadar perubahan infrastruktur, tetapi langkah mitigasi untuk menyelamatkan nyawa pengguna jalan.

Robby menyatakan Langkah konkret telah diambil: perencanaan teknis tengah disiapkan, namun masih menunggu persetujuan dari pengelola kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Adam, sebab jalur ini melintasi kawasan konservasi.
“Sebagai tindakan antisipatif, rambu peringatan sudah dipasang di lokasi rawan. PUPR juga menghimbau pengendara agar ekstra berhati-hati, terutama di titik-titik yang berbahaya,” jelas Robby.
Sebelumnya, Komisi III DPRD Kalsel dan Dinas Perhubungan menggelar pertemuan untuk mengawal perbaikan infrastruktur jalan tersebut. Dikabarkan bahwa pemerintah pusat siap membantu pendanaan proyek tersebut hingga mencapai Rp 400 miliar melalui skema kolaborasi antara APBD daerah dan APBN pusat. Dokumen perencanaan diharapkan rampung pada pertengahan September 2025, dengan pembangunan mulai dijalankan pada 2026.
Tingkat Risiko di Jalur Alternatif
Kondisi jalan yang licin saat hujan menjadi salah satu pemicu kecelakaan tunggal dan tabrakan adu banteng sepanjang jalur Banjarbaru–Batulicin. Meskipun sebagian besar kecelakaan tak menimbulkan korban jiwa, namun potensi fatal tetap tinggi.
Ringkasan
Masalah Utama | Tindakan yang Diambil |
Tingginya angka kecelakaan | Kaji ulang desain trase pada titik rawan (Bunglai, Gunung Papua, Kelok 12) |
Jalan melewati kawasan Tahura | Tunggu izin resmi dari pengelola kawasan konservasi |
Kurangnya peringatan di lokasi | Pemasangan rambu dan himbauan keselamatan kepada pengendara |
Pembiayaan proyek | Kolaborasi APBD dan APBN, Rp 400 miliar dana tersedia, pengerjaan 2026 |