PUBLIKAINDONESIA.COM, BEIJING – Sebuah kasus tak biasa datang dari China, ketika seorang pria berusia 60-an yang bekerja sebagai satu-satunya petugas keamanan (satpam) di sebuah pabrik kecil, dinyatakan meninggal dunia karena kecelakaan kerja meskipun ia meninggal saat sedang berhubungan seks dengan kekasihnya di ruang satpam selama jam kerja.

Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh South China Morning Post (SCMP) pada Senin (12/5/2025). Pria tersebut hanya disebut dengan nama keluarga Zhang.
Ia diketahui tewas mendadak saat sedang bersama kekasihnya di ruang istirahat satpam yang terletak di lingkungan pabrik tempatnya bekerja.
Polisi yang menangani kasus ini menyatakan kematian Zhang terjadi secara tiba-tiba dan alami, tanpa adanya indikasi kriminal.
Sekitar satu tahun setelah kejadian, putra Zhang mengajukan klaim kompensasi kepada Biro Jaminan Sosial Kota, dengan alasan bahwa ayahnya meninggal saat sedang dalam jam kerja di area pabrik.
Namun, permintaan tersebut awalnya ditolak oleh otoritas, dengan alasan Zhang meninggal bukan saat sedang menjalankan tugas kerja secara langsung.
Tak terima, putra Zhang membawa kasus ini ke pengadilan. Ia menegaskan bahwa ayahnya bekerja 24 jam tanpa hari libur, sehingga ruang satpam sekaligus menjadi tempat tinggal dan istirahat.
Ia juga berargumen bahwa berkencan adalah kebutuhan fisiologis manusia, dan karena ayahnya tidak bisa meninggalkan posnya, pertemuan dengan pacarnya dilakukan di tempat kerja.
Dalam persidangan, seorang pengacara dari Chongqing membela pihak keluarga dengan menyatakan bahwa tindakan Zhang tidak melanggar norma sosial, karena ia sedang bersama pacarnya, bukan menyewa pekerja seks komersial.
“Karena dia bersama pacarnya dan tidak menyewa pelacur, tindakannya tidak melanggar norma sosial,” ujar pengacara yang tidak disebutkan namanya itu.
Pengadilan akhirnya memutuskan bahwa kematian Zhang layak dikategorikan sebagai kecelakaan kerja, karena sesuai dengan Peraturan Asuransi Cedera Industri di China yang menyebutkan bahwa kematian mendadak yang terjadi di tempat kerja dan selama jam kerja dapat diklasifikasikan sebagai kecelakaan kerja.
Meski otoritas jaminan sosial dan pihak pabrik sempat mengajukan banding, pengadilan tingkat lebih tinggi tetap menolak keberatan mereka dan menguatkan keputusan awal.
Kini, otoritas jaminan sosial akhirnya menerbitkan dokumen resmi yang menyatakan kematian Zhang sebagai kecelakaan kerja, meskipun jumlah kompensasi yang akan diterima keluarganya belum diungkapkan secara publik.