PUBLIKAINDONESIA.COM, BANDA ACEH – Tragedi kemanusiaan di Aceh memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan. Gubernur Aceh menegaskan bahwa bertambahnya korban jiwa pascabencana bukan lagi disebabkan oleh banjir, melainkan kelaparan akibat terputusnya akses bantuan ke wilayah-wilayah terisolasi.


Pernyataan tegas itu disampaikan seiring kondisi darurat yang masih berlangsung di sejumlah daerah terdampak bencana. Pemerintah Aceh kini mendesak Pemerintah Pusat untuk segera mempermudah perizinan masuknya bantuan internasional, demi mempercepat penanganan darurat dan menyelamatkan nyawa warga.
“Situasi darurat tidak bisa menunggu. Semakin cepat bantuan masuk, semakin besar peluang untuk menyelamatkan warga di wilayah terisolir,” ujar Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Aceh, Murthalamuddin.
Menurutnya, hingga kini masih banyak wilayah di Aceh yang sulit dijangkau akibat rusaknya infrastruktur vital. Jalan dan jembatan terputus, jaringan komunikasi lumpuh, dan ketiadaan listrik membuat koordinasi bantuan semakin rumit.
Kondisi tersebut juga menyulitkan kerja para relawan di lapangan. Unsur Tagana, TNI, serta relawan kemanusiaan terus bergerak sejak hari pertama bencana, namun menghadapi hambatan besar untuk menjangkau lokasi terdampak.
“Tingginya lumpur membuat jalur darat tidak bisa dilalui kendaraan. Banyak wilayah yang benar-benar terisolasi,” ungkap Murthalamuddin.
Dalam kondisi seperti ini, jalur udara menjadi satu-satunya moda transportasi paling efektif untuk distribusi logistik dan evakuasi. Namun, ketersediaan alat transportasi udara yang disiapkan pemerintah disebut sangat terbatas, sehingga kebutuhan di lapangan belum dapat terlayani secara optimal.
Pemerintah Aceh pun kembali menegaskan perlunya dukungan internasional. Murthalamuddin mencontohkan sebelumnya ada bantuan kemanusiaan dari Malaysia yang mengirimkan pesawat pengangkut logistik, namun proses perizinan menjadi kendala tersendiri.
“Kami meminta pemerintah pusat membuka ruang lebih cepat bagi bantuan luar negeri dan lembaga kemanusiaan internasional. Ini soal kemanusiaan dan nyawa manusia,” tegasnya.
Aceh berharap langkah cepat dan konkret segera diambil, agar bantuan dapat menjangkau warga yang kini bertahan dalam kondisi serba terbatas, sebelum korban terus bertambah.
