PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor yang melanda tiga provinsi di wilayah utara Sumatera terus mengalami peningkatan. Hingga Selasa (16/12/2025), total korban jiwa yang meninggal dunia mencapai 1.053 orang.


Data tersebut merupakan hasil rekapitulasi terbaru BNPB yang diperbarui pada 17 Desember 2025. Selain korban meninggal, bencana hidrometeorologi ini juga menyebabkan 200 orang dinyatakan hilang dan sekitar 7.000 orang mengalami luka-luka.
Tak hanya menelan korban jiwa, banjir dan longsor juga berdampak luas terhadap wilayah terdampak. Tercatat sebanyak 52 kabupaten/kota di tiga provinsi utara Sumatera mengalami kerusakan dengan skala yang bervariasi.
Kerusakan paling signifikan terjadi pada sektor permukiman. BNPB mencatat sebanyak 146.758 unit rumah mengalami kerusakan, baik kategori rusak ringan, sedang, hingga berat. Kondisi ini memaksa ribuan warga mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Fasilitas umum pun tak luput dari terjangan bencana. Sedikitnya 1.600 fasilitas umum dilaporkan rusak. Rinciannya, 434 rumah ibadah, 219 fasilitas kesehatan, 290 gedung perkantoran, dan 967 fasilitas pendidikan mengalami kerusakan. Selain itu, 145 jembatan dilaporkan rusak sehingga menghambat akses distribusi logistik dan evakuasi.
BNPB terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, Polri, serta relawan untuk mempercepat proses evakuasi, pendataan, dan penyaluran bantuan bagi para korban. Fokus utama saat ini adalah pencarian korban hilang, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, serta pemulihan akses infrastruktur vital.
Pemerintah mengimbau masyarakat di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada, mengingat potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
