PUBLIKAINDONESIA.COM, BANYUWANGI – Setelah 13 hari pencarian intensif, tim Basarnas akhirnya mengungkap kondisi terbaru bangkai KMP Tunu Pratama Jaya, kapal penyeberangan yang tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu, 2 Juli 2025.

Ditemukan pada kedalaman antara 40 hingga 50 meter di bawah permukaan laut, bangkai kapal diketahui masih dalam kondisi utuh, meskipun berada dalam posisi terbalik. Temuan ini menjadi titik terang penting dalam mengungkap penyebab tragedi laut yang hingga kini masih menyisakan tanda tanya dan duka.

“Masih utuh. Gambaran yang kita dapat masih utuh, dan selama kita nyari juga nggak ada tumpahan minyak, bocor, nggak ada, selama saya 13 hari di sini,” ungkap Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyatno, pada Selasa, 15 Juli 2025.
Masih Ada Korban yang Belum Ditemukan
Meski kondisi kapal relatif stabil tanpa indikasi ledakan atau kebocoran, pencarian belum selesai. Tim SAR gabungan masih melakukan penyisiran menyeluruh di sekitar lokasi, termasuk kemungkinan korban yang masih terjebak di dalam kapal atau terseret arus laut.
“Ini juga nanti ada kegiatan untuk kepentingan investigasi, pasti ada kepentingan salvage juga. Nah di sinilah bergabung fase-fasenya, fase investigasi dengan fase pengangkatan bangkai kapal,” tambah Ribut Eko.
Investigasi dan Pengangkatan Bangkai Kapal Berjalan Bersamaan
Kondisi kapal yang tidak hancur memberi peluang besar untuk proses investigasi teknis dan pengumpulan bukti penyebab kecelakaan. Selain itu, rencana salvage atau pengangkatan kapal akan dilakukan bersamaan dengan penyelidikan, guna mempercepat proses evakuasi dan pencarian korban.
Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang membawa puluhan penumpang masih menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga korban. Diharapkan, dengan ditemukannya bangkai kapal, pihak berwenang bisa segera mengungkap fakta sebenarnya dan memberikan kepastian kepada masyarakat.