PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Suara petikan gitar yang menyatu dengan gebukan drum dan dentuman bass menggema di Panggung Siring Menara Pandang, Minggu (14/9/2025). Itulah tanda dimulainya Banjarmasin Phoria Band Competition Vol. 1, festival musik perdana di kota seribu sungai yang penuh semangat.

Sebanyak 62 grup band dari kategori pelajar hingga umum tampil silih berganti, membakar panggung dengan energi muda dan semangat tinggi untuk membuktikan karya mereka di hadapan penonton.

Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, membuka acara dengan menegaskan bahwa Phoria bukan sekadar ajang hiburan biasa.
“Festival ini adalah momentum penting bagi generasi muda kita untuk menyalurkan kreativitas. Selain menghidupkan atmosfer seni, Phoria juga memperkaya budaya dan mendorong perekonomian lokal,” ujarnya penuh semangat.
Ia berharap Phoria Banjarmasin tidak hanya berhenti sebagai perayaan tahunan, tapi menjadi ikon hiburan kreatif yang memperkuat daya tarik pariwisata kota.
Plt. Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Olahraga (Disbudporapar) Banjarmasin, Fitriah, menambahkan bahwa festival ini punya efek domino bagi berbagai sektor.
“Kami ingin menghidupkan kembali sub-sektor musik dan mendorong kolaborasi antar musisi. Dampaknya juga terasa pada pelaku UMKM, studio musik, teknisi, dan vendor panggung semua bergerak dan berputar ekonominya,” jelas Fitriah.
Kompetisi berlangsung dalam dua babak. Tahap penyisihan digelar di Siring Menara Pandang pada 14 September, dan final akan diadakan 20 September di Panggung Pemko Banjarmasin.
Dari 25 band pelajar dan 37 band umum, festival ini membuka panggung luas bagi lahirnya talenta-talenta baru yang siap bersaing di tingkat nasional.
Di akhir sambutannya, Wali Kota mengajak semua pihak menjaga ketertiban, kenyamanan, kebersihan, dan keamanan selama acara.
“Besar harapan saya, Phoria menjadi ruang kolaborasi yang menjembatani musisi lokal dengan nasional sekaligus menumbuhkan industri kreatif yang membawa manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat,” tutupnya.

