PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Deputi Bidang Ketenagakerjaan Nasional, Yassierli, menegaskan bahwa bekerja ke luar negeri bukanlah satu-satunya jalan keluar untuk mengatasi persoalan pengangguran terbuka di Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan menanggapi usulan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, yang sebelumnya mendorong warga Indonesia agar mencari peluang kerja di luar negeri.

Menurut Yassierli, ada banyak peluang kerja yang bisa dioptimalkan di dalam negeri, terutama melalui program-program prioritas pemerintah.
> “Jadi kita harus mengoptimalkan semua peluang. Yang pertama itu sebenarnya berasal dari program prioritas Presiden,” ujar Yassierli saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025).
Ia merinci sejumlah program prioritas yang berpotensi membuka lapangan kerja luas, seperti program makan bergizi gratis untuk pelajar dengan 50.000 satuan SPPG, pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, hingga proyek hilirisasi dan ketahanan pangan serta energi.
> “Semua itu menciptakan lapangan pekerjaan yang nyata, yang sudah ada di depan mata,” tambahnya.
Investasi dan Dunia Usaha Jadi Pilar Penyerapan Tenaga Kerja
Yassierli juga menekankan pentingnya arus investasi sebagai solusi kedua dalam memperluas lapangan kerja. Ia menyebut proyek strategis seperti kawasan ekonomi Danantara menjadi bukti konkret masuknya investasi baru yang mampu menyerap tenaga kerja secara masif.
> “Kami sudah punya MoU dengan Kementerian Investasi. Ke depan, setiap investasi masuk harus mempertimbangkan aspek ketenagakerjaan,” tegasnya.
Selain itu, Kementerian Ketenagakerjaan juga terus memperkuat koordinasi dengan dunia usaha guna mendapatkan data real-time terkait kebutuhan tenaga kerja.
> “Kita dekati para pengusaha untuk menggali informasi lapangan kerja yang dibutuhkan. Ini strategi ketiga kami,” ujarnya.
Bekerja di Luar Negeri Jadi Opsi Tambahan, Bukan Prioritas Utama
Sebagai solusi keempat, Yassierli menyebut bahwa peluang bekerja di luar negeri tetap terbuka, tetapi posisinya bukan sebagai opsi utama.
> “Baru setelah semua peluang dalam negeri kita maksimalkan, kita bicara soal peluang magang atau bekerja ke luar negeri. Jadi semuanya harus proporsional,” jelasnya.
Pernyataan Yassierli ini menjadi penyeimbang atas wacana yang berkembang bahwa bekerja di luar negeri menjadi satu-satunya jawaban atas masalah pengangguran di Indonesia. Ia menegaskan bahwa pemerintah memiliki strategi jangka pendek dan panjang untuk memastikan warganya bisa bekerja di tanah air sendiri dengan layak dan berdaya saing.