PUIKAINDONESIA.COM, PEKANBARU – Di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur nasional, Jalan Tol Pekanbaru–Dumai (Permai) menjadi contoh nyata bagaimana kemajuan pembangunan dapat berjalan seiring dengan upaya pelestarian lingkungan.

Tol sepanjang 131 kilometer ini tidak hanya dirancang untuk mempercepat konektivitas, tetapi juga memperhatikan aspek ekologi dengan membangun enam terowongan satwa untuk mendukung kelestarian gajah Sumatera.

Enam terowongan satwa yang tersebar di beberapa titik jalur tol ini dibuat khusus untuk memberikan akses aman bagi gajah Sumatera yang hidup di kawasan konservasi yang terfragmentasi akibat pembangunan.
Fasilitas ini memungkinkan satwa langka tersebut menyeberang tanpa harus melintasi badan jalan tol yang padat lalu lintas, sehingga mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa liar.
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan spesies yang dilindungi dan tergolong kritis terhadap kepunahan.
Selain jumlah populasinya yang terus menyusut akibat perburuan dan alih fungsi lahan, gajah juga memainkan peran penting dalam ekosistem sebagai “penjaga hutan”.
Keberadaannya membantu menjaga keseimbangan alam melalui penyebaran biji-bijian dan pembukaan jalur alami di dalam hutan.
Pembangunan Jalan Tol Permai dengan tetap memperhatikan keberlangsungan habitat satwa liar menjadi bukti bahwa proyek infrastruktur dapat dirancang secara inklusif dan berkelanjutan.
Model seperti ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pembangunan tol atau proyek besar lainnya di wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi.
Langkah integratif antara pembangunan dan konservasi ini pun mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, baik pemerintah, akademisi, hingga pegiat lingkungan, sebagai bentuk inovasi dalam mewujudkan pembangunan ramah lingkungan di Indonesia.