PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Kementerian Sosial (Kemensos) akan mulai meluncurkan program Sekolah Rakyat di 100 titik seluruh Indonesia pada 14 Juli 2025. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, saat menutup agenda Retret Kepala Sekolah Rakyat Tahap II di Pusdiklatbangprof Kemensos, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Sabtu (5/7/2025).

“Ya, jadi untuk 14 Juli yang akan datang akan dimulai proses pembelajaran di 100 titik,” ujar Gus Ipul kepada awak media.
Cek Kesehatan Massal di Hari Pertama
Gus Ipul menuturkan, hari pertama pembelajaran akan diawali dengan kegiatan cek kesehatan gratis (CKG) untuk siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kemensos dan Kementerian Kesehatan.

“Cek kesehatan bersama akan dilakukan untuk seluruh komponen sekolah. Kami ingin memastikan semua siap memulai pembelajaran dalam kondisi sehat,” kata Gus Ipul.
Program Matrikulasi dan Pemetaaan Kemampuan Siswa
Pada tahap awal, proses belajar di Sekolah Rakyat tidak langsung dimulai dengan materi kurikulum inti. Siswa terlebih dahulu akan mengikuti program orientasi dan matrikulasi, yang durasinya akan disesuaikan berdasarkan hasil pemetaan kemampuan masing-masing siswa.
“Dimulai dengan pemetaan kemampuan siswa dulu. Berdasarkan itu, baru kepala sekolah dan guru menyusun rencana matrikulasi,” jelas Gus Ipul.
9.700 Siswa Tercatat Ikut Sekolah Rakyat di 100 Titik
Menurut Gus Ipul, setiap sekolah akan memiliki dua hingga empat rombongan belajar (rombel), masing-masing terdiri atas 25 siswa. Secara keseluruhan, pada peluncuran tahap pertama ini, jumlah siswa yang tercatat sudah lebih dari 9.700 orang.
“Yang sudah tercatat sebagai siswa Sekolah Rakyat di 100 titik itu 9.700 lebih siswa,” ungkapnya.
Simulasi Digelar di Papua dan Bekasi
Guna memastikan kesiapan teknis sebelum peluncuran resmi, Kemensos akan melakukan simulasi kegiatan pembelajaran pada 9 Juli 2025 di dua lokasi percontohan, yaitu di Sekolah Handayani, Papua dan di Sekolah Tinggi Pekerjaan Sosial (STPL), Bekasi.
“Kalau untuk yang 100 titik sudah bisa dikatakan hampir final. Nanti tanggal 9 insyaallah kita akan simulasi di dua titik itu,” tutur Gus Ipul.
Program Sekolah Rakyat ini diharapkan menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam memperluas akses pendidikan inklusif dan berkualitas, terutama bagi kelompok masyarakat rentan di berbagai wilayah Indonesia.