PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Tragedi banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) pada akhir November lalu terus meninggalkan duka mendalam. Hingga Rabu (24/12/2025), jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 1.129 jiwa.


Data terbaru tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatin) BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers yang digelar Rabu.
“Per hari ini, rekapitulasi tiga provinsi mengalami penambahan 17 jiwa, sehingga total korban meninggal dunia menjadi 1.129 jiwa,” ujar Muhari.
Muhari merinci, penambahan korban jiwa paling banyak terjadi di Aceh Utara, dengan 14 korban meninggal dunia. Sementara di Sumatera Utara, masing-masing 1 jiwa dilaporkan meninggal di Tapanuli Tengah dan Sibolga. Sedangkan di Sumatera Barat, tercatat 1 korban jiwa tambahan.
Di sisi lain, kabar sedikit lebih baik datang dari data korban hilang. Muhari menyebut jumlah korban hilang berkurang dua orang, sehingga totalnya kini menjadi 174 jiwa.
“Sedangkan untuk jumlah pengungsi saat ini mencapai 496.293 jiwa,” ungkapnya.
BNPB juga mencatat perkembangan penanganan darurat di wilayah terdampak. Hingga 24 Desember 2025, sebanyak 12 kabupaten/kota telah beralih status dari tanggap darurat ke transisi darurat.
“Di Provinsi Aceh ada 4 kabupaten/kota, Sumatera Utara 4 kabupaten/kota, dan Sumatera Barat juga 4 kabupaten/kota,” jelas Muhari.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa proses penyiapan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi warga terdampak sudah mulai berjalan.
“Kita harapkan kabupaten/kota yang membutuhkan dan siap melaksanakan pembangunan huntara sudah bisa mulai dilakukan pada akhir Desember ini,” pungkasnya.
