PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARBARU – Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali dilanda banjir besar akibat curah hujan tinggi yang terus mengguyur dalam beberapa hari terakhir.


Dampaknya meluas ke berbagai daerah, merendam permukiman warga, mengganggu aktivitas harian, hingga memaksa ribuan warga mengungsi.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Banjar hingga Minggu (28/12/2025) tercatat 18.348 jiwa atau 6.593 kepala keluarga terdampak banjir. Sebanyak 89 desa di 14 kecamatan terendam, dengan 302 warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka tidak lagi layak ditempati.
Tak hanya Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan juga menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah. Ratusan desa dilaporkan terendam banjir, dengan ketinggian air mencapai lebih dari dua meter, khususnya di Desa Tebing Tinggi yang hampir seluruh wilayahnya tergenang.
Data BPBD Balangan mencatat 10.949 jiwa terdampak, dengan 3.511 unit rumah terendam di 27 desa yang tersebar di tujuh kecamatan. Kondisi ini mendorong pemerintah daerah menetapkan status darurat banjir hingga 3 Januari 2026.
Banjir di Kalsel kini telah meluas ke tujuh kabupaten/kota, meliputi Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Banjar, Balangan, Tanah Laut, dan Kota Banjarmasin.
Pemerintah daerah bersama BPBD telah menyiapkan puluhan lokasi pengungsian dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak.
Sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi juga memicu banjir bandang di sejumlah titik, salah satunya di Kecamatan Tebing Tinggi, Balangan, yang menyebabkan kerusakan infrastruktur dan menghambat akses jalan utama. Tim gabungan pun diterjunkan untuk melakukan evakuasi warga menggunakan peralatan darurat.
Di Kabupaten Tanah Laut, banjir bahkan menelan korban jiwa. Seorang lansia bernama Sudarto (73) dilaporkan meninggal dunia setelah jembatan penghubung di Desa Martadah Baru amblas, akibat derasnya aliran sungai yang menghantam badan jalan desa.
Kepala Pelaksana BPBD Tanah Laut, Aspi Setia Rahman, menyebut curah hujan ekstrem menjadi penyebab utama naiknya debit air sungai hingga merusak infrastruktur penghubung warga.
Selain merendam rumah, banjir juga melumpuhkan aktivitas masyarakat. Sejumlah ruas jalan strategis sempat tergenang, termasuk Jalan Bypass Banjarbaru–Batulicin.
