PUBLIKAINDONESIA.COM, MOSKOW – Pemerintah Rusia mengeluarkan peringatan tegas kepada Amerika Serikat agar tidak memberikan dukungan militer langsung kepada Israel, di tengah meningkatnya ketegangan udara antara Israel dan Iran yang telah berlangsung selama enam hari terakhir.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, pada Rabu (18/6/2025), menegaskan bahwa keterlibatan militer Amerika Serikat di kawasan hanya akan memperparah krisis. Ia memperingatkan bahwa dukungan langsung dari Washington bisa “secara radikal mengacaukan stabilitas di Timur Tengah.”

Dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Interfax, Ryabkov menambahkan bahwa Amerika Serikat seharusnya menghindari segala bentuk intervensi militer, termasuk “opsi spekulatif” yang justru berpotensi memperburuk situasi di lapangan.
Pernyataan keras Moskow ini muncul di tengah laporan bahwa Presiden AS Donald Trump dan tim keamanannya tengah mempertimbangkan sejumlah skenario militer, termasuk kemungkinan mendukung serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.
Situasi semakin memanas setelah Trump kembali memicu kontroversi lewat unggahan di media sosial. Ia mengisyaratkan kemungkinan menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, meski kemudian menambahkan, “Kami tidak akan membawanya keluar (membunuh!), setidaknya tidak untuk saat ini.”
Dalam pernyataan terpisah, Kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergei Naryshkin, menyebut kondisi antara Iran dan Israel sebagai “kritis” dan memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut dapat memicu konsekuensi global yang tak terduga.
Ketegangan ini semakin diperumit oleh langkah strategis Presiden Rusia Vladimir Putin yang pada Januari lalu menandatangani perjanjian kemitraan strategis dengan Iran, mempererat aliansi antara Moskow dan Teheran. Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk dukungan terbuka Rusia terhadap Iran, di tengah konflik yang kian kompleks di kawasan.
Ketidakpastian di Timur Tengah kini memasuki fase baru yang lebih berisiko, dengan potensi benturan langsung antara kekuatan-kekuatan besar dunia. Para pengamat memperingatkan bahwa setiap langkah salah terutama dari kekuatan seperti Amerika Serikat atau Rusia dapat memicu konflik yang jauh lebih luas dan sulit dikendalikan.