PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARBARU – Menjelang penerbangan perdana rute internasional Banjarmasin – Kuala Lumpur yang akan dibuka oleh maskapai AirAsia Malaysia pada 20 Oktober 2025, perhatian publik justru tertuju pada wabah influenza yang tengah merebak di sejumlah wilayah Malaysia.

Tak main-main, sekitar 6.000 siswa dilaporkan mengalami gejala mirip flu (ILI/Influenza Like Illness). Beberapa sekolah pun ditutup sementara, menghindari risiko penyebaran lebih luas.

Flu Serang Sekolah, 97 Klaster Muncul dalam Sepekan
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Malaysia menyebutkan bahwa selama pekan epidemiologi ke-40 tahun ini, terdapat 97 klaster influenza yang terdeteksi, melonjak drastis dari hanya 14 klaster pada pekan sebelumnya.
Situasi ini membuat sejumlah sekolah di Malaysia tutup sementara, dan siswa yang terinfeksi diarahkan untuk menjalani pembelajaran daring.
Direktur Jenderal Pendidikan Malaysia, Mohd Azam Ahmad, menjelaskan:
“Kami sudah berpengalaman menangani penyakit menular. Sekolah diimbau mematuhi panduan seperti memakai masker dan menghindari kegiatan berkelompok besar.”
Johor, Melaka, Kedah Waspada
Pemerintah negara bagian Johor menyebut situasi masih terkendali meski 9 klaster flu teridentifikasi. Di Melaka, satu sekolah di distrik Alor Gajah yang sempat menjadi pusat penyebaran telah berhasil dikendalikan.
Di Kedah, 28 siswa di Kuala Muda mengalami gejala ILI, namun kasus dianggap bisa ditangani tanpa dampak serius ke masyarakat luas.
Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH) menegaskan bahwa:
- Belum ada kasus flu burung pada manusia.
- Tidak ditemukan peningkatan luar biasa pada kasus influenza secara nasional.
- Rumah sakit swasta juga belum mengalami lonjakan pasien flu seperti pada musim-musim sebelumnya.
AirAsia Siap Terbang Perdana dari Banjarmasin ke Malaysia, Tapi…
Di tengah situasi tersebut, AirAsia Malaysia tetap akan meluncurkan rute langsung Banjarmasin – Kuala Lumpur pada 20 Oktober 2025, dengan jadwal empat kali seminggu.
Waktu tempuh diperkirakan:
- Kuala Lumpur → Banjarmasin: 2 jam 35 menit
- Banjarmasin → Kuala Lumpur: 2 jam 50 menit
Penerbangan ini akan dilepas langsung oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin, yang dijadwalkan ikut dalam rombongan pertama.
Pemerintah daerah menyambut baik rute baru ini karena dinilai mampu meningkatkan pariwisata, perdagangan, hingga investasi.
“Ini langkah besar untuk membuka konektivitas internasional Kalsel,” ujar Sekretaris Daerah Kalsel, Muhammad Syarifuddin.
Risiko Penularan dan Tugas Berat Bandara
Namun, dibalik peluang tersebut, risiko penularan penyakit lewat jalur udara tidak bisa diabaikan. Beberapa hal yang menjadi catatan penting:
- Peluang Penularan Antarnegara:
Penumpang dengan gejala ringan bisa jadi pembawa virus ke atau dari Malaysia. - Bandara Wajib Siaga:
Pemeriksaan suhu, wajib masker, disinfeksi kabin dan area publik jadi keharusan. - Edukasi Penumpang Jadi Kunci:
Informasi soal pencegahan flu harus disampaikan sejak pembelian tiket. - Tantangan Psikologis:
Kekhawatiran publik bisa menurunkan minat masyarakat untuk bepergian ke Malaysia dalam waktu dekat. - Fasilitas Kesehatan Daerah Harus Siap:
Pemprov Kalsel dan bandara Syamsudin Noor diminta memastikan kesiapsiagaan jika terjadi kasus impor atau klaster baru.
Penerbangan Bersejarah, Tapi Jangan Lengah
Wabah flu di Malaysia, khususnya pada pelajar dan institusi pendidikan, memang belum dikategorikan darurat, namun tetap menjadi sinyal waspada. Penerbangan perdana Banjarmasin – Kuala Lumpur adalah momen penting, tapi juga ujian kesiapan sistem transportasi dan kesehatan publik kita.
Jika semua pihak kompak menjaga standar protokol kesehatan, penerbangan ini bisa tetap berlangsung lancar tanpa menjadi jalur baru penularan flu lintas negara.

