PUBLIKAINDONESIA.COM, BANDUNG – Aktivitas Gunung Semeru mulai menunjukkan tanda-tanda mereda. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menurunkan status Semeru dari Level IV (Awas) menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak 29 November 2025 pukul 09.00 WIB. Penurunan status ini disampaikan langsung oleh Plt. Kepala Badan Geologi, Lana Saria, Sabtu (29/11).

Penurunan level ini bukan tanpa dasar. Berdasarkan analisis komprehensif data kegempaan, visual, deformasi, hingga suplai magma, aktivitas vulkanik Semeru kini cenderung melemah. Letusan yang masih terjadi hanya berskala kecil hingga menengah tanpa adanya tanda-tanda suplai magma baru dari kedalaman.
“Tekanan magmatik di kedalaman tidak mengalami peningkatan signifikan,” jelas Lana. Rendahnya jumlah gempa vulkanik serta stabilnya variasi kecepatan seismik (dv/v) memperkuat kesimpulan bahwa sistem vulkanik Semeru saat ini masuk fase relaksasi, bukan pressurisasi seperti sebelum kejadian awan panas pada 19 November 2025.
Meski begitu, masyarakat diminta tidak lengah. PVMBG menegaskan larangan aktivitas dalam radius 13 km dari puncak Semeru, khususnya di sektor tenggara sepanjang aliran Sungai Besuk Kobokan, karena potensi ancaman masih ada. Ancaman yang paling mungkin dalam waktu dekat adalah awan panas guguran dan lahar, terlebih di tengah intensitas hujan yang meningkat.
“Ancaman utama sekarang bukan letusan besar, tapi potensi awan panas guguran dan lahar saat hujan datang,” tegas Lana.
Untuk memastikan keselamatan masyarakat, pemantauan Semeru dilakukan nonstop 24 jam secara real time. PVMBG juga membuka akses informasi publik melalui website Badan Geologi, Magma Indonesia, aplikasi Magma Indonesia, dan akun media sosial resmi Badan Geologi.
Dengan penurunan status ini, masyarakat diharapkan tetap tenang namun tetap memegang prinsip waspada tanpa panik, mengingat kondisi Semeru masih fluktuatif dan sangat dipengaruhi cuaca.
