PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARBARU – Semangat budaya dan bela diri menyatu dalam sebuah pertunjukan penuh makna di Museum Lambung Mangkurat, Minggu (21/9/2025). Ratusan peserta dari berbagai kalangan tumpah ruah memenuhi halaman museum untuk belajar langsung seni bela diri tradisional Kuntau, warisan budaya takbenda yang penuh nilai filosofis.

Gelaran ini diinisiasi oleh UPTD Museum Lambung Mangkurat di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan sebagai bagian dari misi pelestarian budaya lokal yang mulai memudar di tengah gempuran zaman.

“Kuntau bukan hanya bela diri, tetapi juga mengajarkan disiplin, keberanian, dan penghormatan. Ini adalah cerminan karakter bangsa,” ujar Raudatul Aflaha, Fungsional Pamong Budaya Muda Museum Lambung Mangkurat, mewakili Kepala Disdikbud Kalsel.
🥋 Bukan Sekadar Silat, Ini Tentang Identitas
Tak kurang dari lima perguruan silat Kuntau ternama di Kalimantan Selatan turut hadir, menandai kolaborasi dan komitmen kolektif dalam menjaga eksistensi bela diri yang menjadi bagian dari identitas Banua ini.
Peserta terdiri dari masyarakat umum, pelajar, hingga mahasiswa yang ingin mengenal lebih dalam teknik, filosofi, dan sejarah Kuntau secara langsung dari para pendekarnya.
🎉 Penutup Gebyar Museum: Eksplorasi Budaya Tanpa Batas
Kegiatan belajar bersama Kuntau ini juga menjadi penutup dari rangkaian acara “Gebyar Museum Lambung Mangkurat: Eksplorasi Tanpa Batas”, yang sebelumnya sukses menggelar Lomba Habsyi dan Pushbike Race.
“Museum ini bukan hanya tempat benda tua. Kami ingin menjadikannya ruang hidup bagi komunitas seni dan budaya,” tambah Aflaha.
Ia pun mengajak berbagai komunitas budaya lainnya untuk bekerja sama menghidupkan museum sebagai ruang interaktif dan inspiratif bagi generasi muda.
“Kami membuka pintu selebar-lebarnya. Siapa pun yang peduli pada budaya, mari kita kolaborasi,” pungkasnya.
