PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Dalam pidato kenegaraan perdananya di Sidang Tahunan MPR-DPR RI, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan program ambisius yang menjadi sorotan utama: pendirian 80.081 Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih di seluruh penjuru Indonesia.

Bukan sekadar angka, program ini disebut sebagai motor penggerak ekonomi rakyat, terutama di wilayah pedesaan yang selama ini tertinggal dalam arus pembangunan nasional.

“Untuk mengatasi perputaran uang yang terkonsentrasi di kota-kota, kami dirikan 80 ribu Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih,” tegas Prabowo dalam pidatonya, Jumat (15/8/2025), di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Koperasi Merah Putih dirancang jauh melampaui citra lama koperasi sebagai warung sembako biasa. Pemerintah ingin menjadikannya pusat distribusi barang bersubsidi seperti beras, minyak goreng, LPG, hingga pupuk. Semua dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat bawah.
Tak hanya itu, koperasi ini juga diharapkan menjadi lokomotif ekonomi lokal memberdayakan petani, pelaku usaha kecil, hingga pemuda desa yang ingin memulai bisnis produktif.
Dengan suntikan modal awal dari pemerintah dan dikelola oleh warga lokal, Koperasi Merah Putih membawa semangat baru: ekonomi yang berputar dari, oleh, dan untuk desa.
Implementasi Asta Cita 3: Ekonomi Kerakyatan Jadi Prioritas
Prabowo menegaskan bahwa program koperasi ini merupakan bentuk nyata dari Asta Cita ke-3, yakni menjadikan koperasi sebagai pilar ekonomi nasional. Ini bukan sekadar janji kampanye, tapi langkah konkret menuju Visi Indonesia Maju.
“Koperasi Desa Merah Putih akan ringankan beban hidup masyarakat kita,” ucap Prabowo penuh keyakinan.
Jutaan Lapangan Kerja dan Pemerataan Ekonomi
Dengan berdirinya puluhan ribu koperasi di desa dan kelurahan, pemerintah menargetkan terbentuknya jutaan lapangan kerja baru. Dari pengelola koperasi, staf distribusi, mitra usaha kecil, hingga petani dan nelayan yang mendapatkan akses modal dan pasar.
Selain menggerakkan ekonomi lokal, program ini juga ingin menekan kesenjangan kota dan desa yang selama ini menjadi tantangan klasik dalam pembangunan Indonesia.
Meskipun banyak yang menyambut positif, tak sedikit pula yang menyoroti tantangan di lapangan. Mulai dari kesiapan SDM pengelola koperasi, distribusi barang bersubsidi yang merata, hingga potensi tumpang tindih kebijakan antar lembaga.
Namun, pemerintah optimistis. Dengan pengawasan, pelatihan, dan partisipasi aktif masyarakat desa, program ini diyakini bisa menjadi game changer dalam pembangunan ekonomi nasional.
Dari Desa, untuk Bangsa
Pidato kenegaraan ini menjadi penanda komitmen Presiden Prabowo dalam mengubah wajah desa bukan lagi sebagai wilayah tertinggal, tapi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru. Koperasi Merah Putih adalah simbol dari perubahan itu.
Bila dikelola dengan baik, koperasi-koperasi ini bisa menjadi tulang punggung ekonomi rakyat. Dan mungkin, dari sanalah Indonesia benar-benar bangkit bukan dari pusat kota, tapi dari jantung desa.