PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Fenomena judi online (judol) kian meresahkan, tapi ternyata memberantasnya tak semudah membalik telapak tangan. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengakui bahwa sulitnya memutus rantai situs-situs judol salah satunya disebabkan oleh tingginya permintaan dari masyarakat sendiri.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pengawasan Digital Komdigi, Alexander Sabar, dalam keterangannya baru-baru ini. Ia menyebut, meski upaya pemblokiran dan penindakan terus dilakukan, selama ada “demand”, akan selalu muncul “supply”.

“Orang bikin situs judi online karena ada yang mencari. Ada permintaan, pasti ada yang menyediakan. Itu rumusnya,” ujar Alex.
🔍 Tiga Masalah Utama: Teknologi, Prosedur, dan Manusia
Menurut Alex, tantangan besar dalam memerangi judi online tidak hanya datang dari jumlah situs yang terus bermunculan, tetapi juga dari perkembangan teknologi yang lebih cepat dibanding regulasi yang ada.
Ia menyebut ada tiga faktor utama yang jadi hambatan besar:
- Teknologi – Platform judi online terus berinovasi, bahkan sering kali satu langkah lebih maju dibanding sistem pemblokiran.
- Prosedur – Proses hukum dan regulasi yang harus dilewati untuk memblokir situs kerap memakan waktu.
- Manusia – Selalu ada oknum yang mencari celah untuk mengakses atau bahkan menyebarkan konten judol.
Namun demikian, Komdigi menegaskan bahwa pihaknya tidak tinggal diam.
“Kami terus menutup ribuan situs setiap harinya. Tapi yang paling penting, masyarakat juga harus ikut terlibat,” jelasnya.
📢 Ajak Masyarakat Ikut Lapor Konten Judi
Alex juga mengimbau masyarakat agar proaktif melaporkan jika menemukan konten, tautan, atau komentar bernuansa judi online di media sosial maupun platform digital lainnya.
“Kalau lihat komentar spam judi online di Instagram, Facebook, TikTok, langsung laporkan. Semakin banyak yang melapor, semakin cepat kami bisa tindak,” katanya.
Komdigi berharap peran aktif masyarakat bisa menjadi “benteng sosial” untuk menekan laju penyebaran praktik judi digital ini, terutama di kalangan remaja dan pengguna internet pemula.

1 Komentar
yfglyu