PUBLIKAINDONESIA.COM, MARTAPURA – Suasana di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Ratu Zalecha Martapura masih terasa riuh pada Kamis menjelang tengah malam (9/10/2025).

Tangis khawatir orang tua, derap langkah petugas medis, dan suara alat kesehatan yang bersahutan menjadi saksi kepanikan akibat insiden yang menimpa puluhan siswa peserta Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Di tengah situasi itu, Bupati Banjar H. Saidi Mansyur hadir langsung, meninjau kondisi anak-anak yang menjadi korban dugaan keracunan makanan massal tersebut.
Dengan serius dan penuh empati, ia memastikan satu hal: semua korban mendapat perawatan gratis dan penanganan maksimal.
“Pemerintah daerah memastikan seluruh layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama anak-anak korban dugaan keracunan, diberikan secara gratis. Kami ingin memastikan mereka mendapatkan penanganan optimal,” ujarnya saat diwawancarai di RSUD Ratu Zalecha.
Gerak Cepat Pemkab Banjar
Begitu laporan pertama masuk, Pemkab Banjar langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, Satgas Pangan, dan pihak kepolisian untuk melakukan langkah darurat.
“Kami bergerak cepat sejak laporan awal. Efek dari makanan bisa muncul dalam waktu berbeda, ada yang langsung, ada yang baru terasa setelah 24 jam,” jelas Saidi.
Menurut data terakhir yang diterima Bupati Saidi, sebanyak 81 korban dilaporkan terdampak dan kini dirawat di berbagai fasilitas kesehatan, mulai dari RSUD Ratu Zalecha, puskesmas, hingga rumah sakit swasta di Kabupaten Banjar.
Sebagian dari mereka sudah diperbolehkan pulang, namun masih ada sejumlah anak yang menjalani perawatan intensif.
Koordinasi dan Evaluasi Ketat
Tak ingin insiden ini terulang, Pemkab Banjar segera menugaskan Sekretaris Daerah, Satgas, dan tim teknis untuk melakukan evaluasi bersama pihak penyedia makanan, SPPG Tungkaran lembaga pelaksana program MBG di wilayah tersebut.
“Kami sudah instruksikan agar Satgas berkoordinasi dan melakukan evaluasi menyeluruh. Program MBG ini sangat bermanfaat, jadi harus dijalankan sesuai prosedur agar tidak terjadi hal serupa di masa mendatang,” tegasnya.
Saidi juga menepis anggapan bahwa pemerintah daerah lalai dalam pengawasan. Menurutnya, pelaksanaan teknis MBG berada di bawah tanggung jawab lembaga penyedia, sedangkan Pemkab berperan dalam memastikan program berjalan sesuai ketentuan.
“Kalau disebut kecolongan, kami bukan pelaksana langsung. Tapi kami tetap hadir, bertanggung jawab, dan memastikan semua korban tertangani,” ujarnya.
Program Tetap Lanjut, Pengawasan Diperketat
Meski diwarnai duka, Saidi memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis tetap berlanjut karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat, terutama anak-anak sekolah dari keluarga kurang mampu.
Namun, ke depan, Pemkab Banjar akan memperketat pengawasan kualitas bahan makanan, sanitasi dapur, serta distribusi makanan sebelum dibagikan.
“Program MBG ini sangat membantu masyarakat, jadi kami pastikan tetap berlanjut. Tapi kami juga akan memperkuat pengawasan agar keamanan makanan benar-benar terjamin dan pastinya tak boleh korbankan kesehatan anak-anak ” tutup Saidi dengan tegas.


1 Komentar
**mind vault**
mind vault is a premium cognitive support formula created for adults 45+. It’s thoughtfully designed to help maintain clear thinking