PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tergelincir cukup dalam pada penutupan perdagangan Jumat (17 Oktober 2025). Tercatat, IHSG anjlok 2,57% ke level 7.916, terutama akibat koreksi lanjutan pada saham-saham konglomerasi yang selama ini mendominasi portofolio banyak investor.

Selama sepekan terakhir, pelaku pasar tampak melakukan profit taking pada saham-saham grup konglomerasi yang sebelumnya mencatat reli cukup tajam. Ini menyebabkan IHSG terkoreksi hingga -4,14% dalam lima hari perdagangan terakhir.

Namun menariknya, indeks LQ45 yang merepresentasikan saham-saham blue chip hanya turun -2,68%, menandakan adanya rotasi investasi dari saham-saham konglo ke emiten yang lebih defensif.
BPJS Ketenagakerjaan Masuk ke Pasar Saham, Fokus ke Perbankan
Di tengah koreksi ini, ada angin segar datang dari BPJS Ketenagakerjaan. Direktur BP Jamsostek, Edwin Ridwan, mengungkap bahwa pihaknya telah menaikkan porsi investasi saham menjadi 10% dari total aset kelolaan, naik dari 6,81% pada Maret 2025.
“Kami fokus ke sektor yang punya fundamental kuat. Salah satunya adalah sektor perbankan,” ungkap Edwin.
Langkah ini dinilai sebagai sinyal kepercayaan institusi besar terhadap potensi rebound pasar modal Indonesia, terutama di saham-saham berbasis nilai.
Dengan saham-saham konglomerasi mulai menunjukkan tanda-tanda lelah, sejumlah analis menyarankan agar investor melakukan rotasi portofolio ke sektor yang valuasinya lebih menarik.
“Sektor consumer dan banking saat ini sudah berada di level valuasi rendah secara historis. Ini bisa jadi peluang buat investor jangka menengah-panjang,” tulis analis dalam riset mingguan yang beredar Jumat sore.
Saham-saham blue chip dari sektor-sektor tersebut dinilai memiliki risk-reward yang lebih stabil, apalagi jika pasar mulai mencari ‘safe haven’ di tengah ketidakpastian global dan aksi ambil untung besar-besaran.
Anjloknya IHSG memang bikin cemas sebagian investor ritel, namun bukan berarti pasar kehilangan arah. Koreksi ini bisa menjadi momen rebalancing strategis, terutama jika dilihat dari pergeseran minat ke saham blue chip dan meningkatnya partisipasi institusi seperti BPJS Ketenagakerjaan.
Pertanyaannya sekarang: Apakah ini waktunya masuk kembali ke saham consumer dan perbankan? Atau pasar masih punya kejutan koreksi lainnya?

