PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARBARU – Pemerintah Kota Banjarbaru kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan layanan publik yang lebih cepat, mudah, dan menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Wali Kota Banjarbaru, Hj. Erna Lisa Halaby, meluncurkan sederet program strategis di Puskesmas Rawat Inap Cempaka, yang jadi bagian dari gebrakan 100 hari kerjanya.

Wali Kota menyerahkan ambulans baru untuk lima puskesmas kecamatan: Cempaka, Banjarbaru Selatan, Sungai Ulin, Liang Anggang, dan Guntung Manggis. Bantuan ini diharapkan jadi solusi atas keterbatasan akses transportasi kesehatan yang selama ini dikeluhkan warga.

Tak hanya itu, Pemkot juga membagikan sirup Fe (zat besi) untuk bayi dan balita, serta susu bagi ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK). Tujuannya? Mengurangi risiko anemia dan stunting yang masih tinggi di Banjarbaru.
“Hasil penelitian menunjukkan bahwa anemia pada bayi dan balita menjadi salah satu penyebab stunting. Ini harus dicegah sejak dini,” tegas Wali Kota Lisa.
Pemerintah juga meluncurkan Video Kelas Ibu Hamil Digital dan Video Pemanfaatan Alat Antropometri Digital, sebagai bagian dari upaya edukasi berbasis teknologi yang bisa diakses dengan mudah.
Namun, yang paling mencuri perhatian adalah peluncuran program inovatif bernama “Generasi Emas” (Gerakan Edukasi dan Registrasi Identitas Anak yang Dilahirkan di Puskesmas untuk Masa Depan Sejahtera).
Lewat kerja sama antara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan Puskesmas Cempaka, setiap bayi yang lahir kini langsung mendapatkan akta kelahiran, Kartu Identitas Anak (KIA), dan langsung tercatat di Kartu Keluarga.
Program ini diresmikan dengan penandatanganan komitmen bersama, sebagai bentuk kolaborasi antarsektor untuk menjamin hak identitas anak sejak hari pertama kehidupan.
“Ini adalah bentuk nyata hadirnya negara sejak seorang anak lahir. Kita ingin masyarakat merasakan pelayanan yang cepat, efektif, efisien, dan membahagiakan,” ujar Wali Kota Lisa.
Wali Kota juga menyebut bahwa sejumlah tantangan di sektor kesehatan seperti kasus KEK pada ibu hamil, risiko stunting, dan angka kematian ibu-bayi, masih jadi perhatian serius. Karena itu, program-program yang diluncurkan ini diharapkan menjadi langkah konkret menuju Banjarbaru yang lebih sehat dan inklusif.
