PUBLIKAINDONESIA.COM – Miliarder sekaligus CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, resmi mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama America Party pada Jumat (5/7/2025). Pengumuman ini ia sampaikan melalui akun media sosial X (dulu Twitter), dengan tujuan merepresentasikan suara mayoritas warga Amerika yang disebutnya “80 persen kelompok moderat”.

“By a factor of 2 to 1, you want a new political party and you shall have it!” tulis Musk di akun X miliknya, menyusul jajak pendapat yang menunjukkan dukungan besar terhadap pembentukan partai baru.
Didorong Kekecewaan terhadap Partai Lama
Langkah ini muncul di tengah meningkatnya kekecewaan Musk terhadap dinamika politik dua partai besar AS—Republik dan Demokrat. Perseteruannya dengan mantan Presiden Donald Trump memuncak setelah DPR AS meloloskan RUU besar-besaran bertajuk “Big Beautiful Bill”, yang menurut Musk akan memperburuk defisit nasional.

“Saya tidak bisa mendukung agenda belanja boros yang membawa negara ini ke jurang utang. Ini bukan masalah partai, tapi soal akal sehat fiskal,” ujar Musk dalam konferensi singkat pada Sabtu (6/7/2025).
Fokus pada Isu Moderat dan Legislasi
Alih-alih menargetkan kursi presiden, Musk menegaskan bahwa partainya akan fokus merebut beberapa kursi di Senat dan DPR AS.
“Cukup dengan 2 hingga 3 kursi di Senat dan 8 hingga 10 di DPR, kami bisa menjadi penentu arah kebijakan nasional,” katanya.
Partai ini akan mengusung nilai-nilai konservatif dalam fiskal, deregulasi, perdagangan bebas, serta imigrasi tenaga terampil. Menurut Musk, inilah suara mayoritas diam yang selama ini tidak terwakili.
Dukungan Awal Melonjak
Jajak pendapat yang digelar Musk lewat X pada 5 Juli 2025 memperlihatkan bahwa sekitar 65–80 persen responden mendukung ide partai baru, terutama dari kalangan independen dan pemilih muda.
“Kami bosan dengan polarisasi. Saya tidak kiri, tidak kanan. Kalau partai ini benar-benar muncul, saya dukung,” ujar John Michaels, seorang pemilih independen asal Ohio, dalam komentar di X.
Tantangan Struktural
Meski begitu, sejumlah pakar politik menilai bahwa pembentukan partai baru di AS bukan perkara mudah, terutama karena sistem first-past-the-post yang sangat menguntungkan dua partai dominan.
“Sejarah menunjukkan bahwa partai ketiga sangat sulit bertahan, apalagi memenangkan kursi. Tapi dengan sumber daya Musk, bukan tak mungkin ada dampak signifikan,” kata Prof. Alan Abramowitz, pakar politik dari Universitas Emory.
Hingga kini, America Party belum terdaftar secara resmi di Federal Election Commission (FEC), dan belum ada pengumuman struktur atau tokoh lain yang bergabung.
Pembuktian RSUD Lokal lewat Medis, Pembuktian Politik lewat Wakil Rakyat
Langkah Musk mendirikan partai ini mencerminkan tren tokoh non-politik masuk ke ranah kebijakan publik. Jika berhasil merebut kursi legislatif pada Pemilu Paruh Waktu 2026 mendatang, America Party berpotensi menjadi kekuatan baru dalam sistem politik AS yang selama ini stagnan di dua kutub.
“Kami tidak akan diam ketika rakyat tidak lagi merasa diwakili. Ini bukan revolusi. Ini koreksi arah,” pungkas Elon Musk.