PUBLIKAINDONESIA.COM, SAN FRANCISCO – Platform kripto ternama, Coinbase, dikabarkan mengalami percobaan peretasan oleh pihak tak dikenal yang menuntut uang tebusan fantastis senilai US\$20 juta atau sekitar Rp 320 miliar.

Namun, alih-alih tunduk pada tekanan, CEO Coinbase, Brian Armstrong, justru mengambil langkah berani yang mengejutkan publik.
Armstrong secara terbuka menolak membayar uang tebusan tersebut. Sebagai gantinya, ia mengumumkan akan memberikan hadiah dengan jumlah yang sama Rp 320 miliar bagi siapa pun yang bisa membantu mengungkap identitas dan menangkap para pelaku serangan siber tersebut.
“Melindungi pengguna adalah prioritas mutlak bagi kami. Kami tidak akan bernegosiasi dengan pelaku kriminal,” tegas Armstrong dalam pernyataan resminya.
Langkah ini disebut sebagai bentuk ketegasan Coinbase dalam menghadapi kejahatan siber yang kian meningkat di dunia aset digital.
Saat ini, penyelidikan tengah berlangsung dengan menggandeng lembaga penegak hukum internasional serta para ahli keamanan siber independen.
Serangan ini menjadi peringatan keras bagi industri kripto terkait pentingnya sistem pertahanan digital.
Namun sikap tegas Armstrong menuai pujian dari banyak pihak, yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk perlawanan terhadap budaya pembayaran tebusan yang justru memperkuat jaringan kejahatan digital.
2 Komentar
Tindakan Brian Armstrong memang patut diapresiasi. Menolak membayar tebusan dan justru menawarkan hadiah besar untuk menangkap pelaku adalah langkah yang berani. Ini menunjukkan komitmen kuat Coinbase dalam melindungi pengguna mereka. Namun, apakah langkah ini benar-benar efektif dalam mengurangi kejahatan siber? Menurut saya, ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk tidak menyerah pada tekanan kriminal. Tapi, bagaimana jika pelaku tetap tidak tertangkap? Apakah ada rencana cadangan untuk memastikan keamanan pengguna? Saya penasaran, apakah langkah ini akan memicu lebih banyak serangan atau justru menjadi pencegah? Bagaimana pendapat Anda?
Langkah Brian Armstrong memang patut diapresiasi. Menolak membayar tebusan dan justru menawarkan hadiah besar untuk menangkap pelaku adalah langkah yang berani. Ini menunjukkan komitmen kuat Coinbase dalam melindungi pengguna mereka. Namun, apakah langkah ini benar-benar efektif dalam mengurangi kejahatan siber? Menurut saya, ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk tidak menyerah pada tekanan kriminal. Tapi, bagaimana jika pelaku tetap tidak tertangkap? Apakah ada rencana cadangan untuk memastikan keamanan pengguna? Saya penasaran, apakah langkah ini akan memicu lebih banyak serangan atau justru menjadi pencegah? Bagaimana pendapat Anda?