PUBLIKAINDONESIA.COM, JATINANGOR – Sorak riuh membahana di Lapangan Parade Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Sabtu (20/9/2025). Ribuan praja berdiri tegap, mata tertuju pada satu sosok di barisan paling depan: Bupati Tanah Laut, H. Rahmat Trianto.

Tak sekadar hadir sebagai tamu kehormatan, Rahmat tampil mencuri perhatian setelah menerima anugerah Alumni Kehormatan IPDN, penghargaan bergengsi yang hanya diberikan kepada tokoh-tokoh dengan kontribusi luar biasa dalam dunia pemerintahan.

Namun kejutan tak berhenti di sana. Usai menerima penghargaan, Rahmat diberikan kepercayaan langka untuk memimpin Drumband Gita Abdi Praja unit kebanggaan IPDN yang dikenal akan kedisiplinan dan kekompakan tinggi.
Mengenakan seragam kebesaran, Rahmat berdiri gagah sebagai Stickmaster, sosok pemimpin drumband yang menjadi simbol wibawa, kepemimpinan, dan presisi komando. Dengan penuh percaya diri, ia mengayunkan tongkat komando. Seketika, dentuman drum, tiupan terompet, dan derap langkah praja bersatu dalam harmoni yang memukau.
“Ini bukan hanya kehormatan pribadi, tapi juga untuk seluruh masyarakat Tanah Laut. Saya berterima kasih kepada IPDN atas apresiasi ini,” ujar Rahmat.
🎖️ Bukan Sekadar Seremoni
Predikat Alumni Kehormatan IPDN yang disematkan kepada Rahmat Trianto ini menjadi pengakuan atas rekam jejaknya dalam membangun pemerintahan daerah yang berintegritas, transparan, dan dekat dengan rakyat.
Di bawah kepemimpinannya, Kabupaten Tanah Laut menunjukkan kemajuan signifikan, terutama dalam tata kelola pemerintahan dan pengembangan sumber daya manusia aparatur. Hubungan yang kian erat antara Pemkab Tanah Laut dan IPDN pun membuka peluang besar untuk kolaborasi dalam pendidikan dan pelatihan ASN ke depan.
🌟 Pemimpin di Meja dan di Lapangan
Penampilan Rahmat Trianto di arena parade bukan hanya menjadi hiburan bagi praja IPDN, tapi juga menyampaikan pesan kuat: kepemimpinan sejati bukan hanya soal duduk di balik meja, melainkan hadir langsung di tengah simbol kedisiplinan, budaya, dan semangat kebangsaan.
Momen ini menjadi babak istimewa dalam perjalanan politik Rahmat. Dari panggung pemerintahan ke lapangan parade, ia menunjukkan bahwa pemimpin ideal adalah mereka yang mampu memimpin dengan tegas, namun tetap membumi.
