PUBLIKAINDONESIA.COM, BEIRUT – Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas. Meski ada gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, pasukan Israel dilaporkan kembali melancarkan serangan udara ke Lebanon, menewaskan satu orang dan melukai satu lainnya.

Dilansir dari AFP, Sabtu (25/10/2025), Kementerian Kesehatan Lebanon menyebut serangan itu menargetkan sebuah mobil di Haruf, wilayah Nabatiyeh, bagian selatan Lebanon.
Namun hingga berita ini diturunkan, militer Israel belum memberikan komentar resmi terkait insiden tersebut.

💣 Serangan Tak Berhenti Meski Ada Gencatan Senjata
Serangan ini menambah daftar panjang pelanggaran gencatan senjata yang disepakati sejak November 2024. Kesepakatan itu sejatinya bertujuan mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari setahun antara Israel dan kelompok Hizbullah.
Namun kenyataannya, rentetan serangan udara Israel terus terjadi.
Dalam sepekan terakhir saja, serangan Israel menelan setidaknya dua korban jiwa dalam dua serangan berbeda pada Jumat (24/10).
Militer Israel mengklaim telah menewaskan komandan logistik Hizbullah dalam serangan pertama dan anggota Hizbullah lain yang diduga terlibat dalam pembangunan kembali kemampuan militer kelompok itu dalam serangan kedua.
🚨 Serangan Beruntun, Warga Sipil Jadi Korban
Tak berhenti di situ, pada Kamis (23/10/2025), serangkaian serangan di Lebanon selatan dan timur menewaskan empat orang, termasuk seorang perempuan lanjut usia.
Militer Israel berdalih serangan mereka menargetkan depot senjata, kamp pelatihan, serta infrastruktur militer Hizbullah. Namun di sisi lain, warga sipil terus menjadi korban akibat serangan tanpa jeda itu.
⚖️ Gencatan Senjata yang Renta dan Dipertanyakan
Dalam perjanjian gencatan senjata tersebut, pasukan Israel seharusnya mundur dari Lebanon selatan, sementara Hizbullah diwajibkan menarik pasukannya ke utara Sungai Litani serta membongkar seluruh infrastruktur militernya di selatan.
Namun kenyataannya, Israel masih mempertahankan pasukan di lima titik strategis di perbatasan.
Situasi ini membuat kesepakatan damai tampak rapuh dan sulit dipercaya.
🇱🇧 Pemerintah Lebanon Didesak Bertindak, Hizbullah Menolak
Di bawah tekanan Amerika Serikat dan kekhawatiran akan eskalasi konflik, pemerintah Lebanon mulai bergerak untuk melucuti senjata Hizbullah.
Langkah ini langsung mendapat penolakan keras dari Hizbullah dan sekutunya, yang menilai kebijakan itu sebagai bentuk intervensi asing dan ancaman terhadap kedaulatan negara.
🌍 Dunia Kembali Menyimak
Serangan terbaru Israel ke Lebanon di tengah gencatan senjata membuat situasi kawasan kembali memanas dan tidak menentu.
Meski dunia berharap pada stabilitas dan perdamaian, kenyataannya bayang-bayang perang masih terus menghantui perbatasan kedua negara.

