PUBLIKAINDONESIA.COM, PALANGKA RAYA – Bayangkan, hanya dengan membawa kardus bekas atau botol plastik, kamu bisa pulang membawa sembako, saldo rupiah, bahkan tabungan emas. Itulah yang terjadi di Bank Sampah Jekan Mandiri, Jalan G Obos 12, Kota Palangka Raya.

Melalui program bertajuk “Sampah Pergi, Sembako Datang”, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palangka Raya sukses mencuri perhatian warga. Program ini mengajak masyarakat untuk menukar sampah rumah tangga dengan berbagai kebutuhan pokok sekaligus mengedukasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.


💼 Bukan Hanya Buang Sampah, Tapi Investasi Masa Depan
Di lokasi, warga tampak antusias membawa tumpukan kardus, botol plastik, dan sampah kering lainnya. Petugas bank sampah dengan sigap menimbang, mencatat, lalu mengonversi berat sampah menjadi nilai tukar. Uniknya, nilai tukar ini bisa langsung ditukar dengan sembako, saldo digital, hingga tabungan emas.
“Ini sangat membantu. Daripada dibuang begitu saja, lebih baik ditukar untuk kebutuhan harian,” ujar salah satu warga yang datang membawa karung berisi sampah anorganik.

🧹 Edukasi Kebersihan Lewat Ekonomi Sirkular
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Palangka Raya menyampaikan bahwa program ini tak sekadar soal imbal balik ekonomi, tetapi juga membangun budaya baru dalam pengelolaan sampah berbasis partisipasi warga.
“Kami ingin masyarakat sadar bahwa sampah memiliki nilai. Lewat program ini, kami menggabungkan edukasi lingkungan dengan manfaat langsung yang dirasakan warga,” ujarnya.

🏡 Dampak Langsung di Lingkungan Sekitar
Program ini dinilai efektif dalam mengurangi volume sampah rumah tangga, sekaligus mendorong warga untuk lebih bijak memilah limbah. Selain itu, kolaborasi dengan mitra pengelola sampah dan platform tabungan digital membuat hasil penukaran tidak hanya berhenti di sembako, tapi juga bisa menjadi aset masa depan.
Dengan semangat gotong royong dan manfaat langsung, program “Sampah Pergi, Sembako Datang” tak hanya membersihkan lingkungan, tapi juga memberdayakan masyarakat secara ekonomi.
Program ini menunjukkan bahwa solusi lingkungan tidak harus mahal atau rumit. Cukup dengan kesadaran bersama dan sedikit inovasi, sampah pun bisa jadi berkah.

