PUBLIKAINDONESIA.COM, PELAIHARI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan, tengah jadi sorotan. Pasalnya, ditemukan ulat pada sayur kacang panjang dalam menu makan siang MBG di SDN 1 Telaga, Kecamatan Pelaihari. Insiden yang terjadi pada Senin (29/9/2025) itu langsung viral di grup percakapan warga dan mendapat respons cepat dari tim pengawas program.

Kabar soal sayur MBG yang ‘berbonus’ ulat sempat membuat geger para orang tua murid. Beberapa siswa bahkan dilaporkan enggan menyantap makanan dari program tersebut dan memilih membawa bekal sendiri dari rumah.

Mendapat laporan tersebut, pengawas lapangan program MBG dari Kodim 1009/Tanah Laut (TLa), Pelda Martiman, langsung bertindak. Ia menyebut telah menegur Kepala SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di wilayah tersebut dan memberikan arahan teknis pengolahan sayuran.
“Kepala SPPG di wilayah itu kami tegur agar kejadian seperti itu tidak terjadi lagi,” tegasnya, Minggu (5/10/2025).
Pelda Martiman juga menyarankan agar ke depan, penggunaan bahan kacang panjang perlu lebih hati-hati. “Kalau pun tetap digunakan, potongannya harus pendek-pendek agar ulat yang bersarang di dalam bisa terdeteksi,” jelasnya.
Sebagai informasi, dapur MBG atau SPPG ditangani oleh tiga tenaga Badan Gizi Nasional (BGN): manajer/kepala dapur, ahli gizi, dan akunting. MBG di SDN 1 Telaga sendiri dipasok dari dapur MBG di kawasan Matah.
Kepala SPPG wilayah setempat, Rony Setiawan, mengonfirmasi adanya temuan ulat tersebut. “Benar, itu terjadi di SDN 1 Telaga pada Senin 29 September 2025, dan sudah dikomunikasikan dengan pihak sekolah,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).
Menanggapi insiden ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Tala, Ismail Fahmi, turut angkat bicara. Ia menekankan pentingnya pengawasan yang lebih ketat dalam pelaksanaan program MBG ke depan.
“Kalau perlu, SPPG melibatkan lebih banyak pihak yang berkompeten agar kejadian seperti ini tidak terulang,” harapnya.
Program MBG sejatinya digagas untuk menunjang asupan gizi siswa di sekolah. Namun, kejadian ini menjadi alarm penting agar kualitas dan keamanan makanan benar-benar diperhatikan, dari bahan hingga penyajian.
