PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Duel berat menanti Timnas Indonesia pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Oktober mendatang. Lawan yang dihadapi bukan sembarangan Arab Saudi dan Irak dikenal punya lini tengah solid dan agresif. Hal ini membuat posisi gelandang jadi sorotan utama yang tak bisa dianggap enteng.

Menurut Raja Isa Raja Akram Syah, pelatih sekaligus pengamat sepak bola asal Malaysia, kunci keberhasilan Skuad Garuda ada di sektor tengah.

“Patrick Kluivert beruntung punya banyak pemain berkualitas di semua lini. Tapi khusus lini tengah, persaingan akan berat. Arab Saudi dan Irak punya karakter serangan balik yang cepat dan mematikan. Jadi, pemilihan gelandang harus tepat,” tegas Raja Isa.
Ia menyarankan Kluivert menyiapkan dua komposisi berbeda untuk lini tengah, dengan memadukan pemain berpengalaman dan gelandang muda yang tahan banting.
“Gelandang muda seperti Nathan Tjoe-A-On dan Ivar Jenner punya pengalaman menghadapi dua tim ini saat era Shin Tae-yong. Mereka bisa jadi penyeimbang karena mayoritas gelandang saat ini sudah kepala tiga,” tambahnya.
Raja Isa juga mengkritisi performa saat laga melawan Lebanon di FIFA Matchday lalu. Menurutnya, lini tengah Indonesia sempat dua kali kecolongan yang membuat gawang Emil Audero terancam.
“Ini PR besar untuk Kluivert. Lini tengah bukan cuma soal kreativitas, tapi juga sebagai filter utama sebelum lawan menembus pertahanan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti duet Marc Klok dan Thom Haye yang dinilainya punya karakter mirip, namun masih kurang eksplosif dalam menyerang.
“Padahal Indonesia punya senjata mematikan di sektor sayap seperti Ragnar Oratmangoen, Marselino Ferdinan, Egy Maulana Vikri, dan Miliano Jonathans. Kalau lini tengah bisa lebih kreatif, potensi serangan sayap bisa dimaksimalkan,” jelasnya.
Dengan waktu yang semakin mepet, keputusan Patrick Kluivert akan sangat menentukan. Apakah ia akan mengandalkan nama-nama senior, atau memberi kepercayaan lebih kepada para gelandang muda?
Yang pasti, duel kontra Arab Saudi dan Irak bukan hanya soal taktik, tapi juga soal keberanian dan kekuatan fisik di sektor vital: lini tengah.

