PUBLIKAINDONESIA.COM, GAZA – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk. Kepala jaringan organisasi non-pemerintah (NGO) di Gaza, Amjad Shawa, mengungkapkan setidaknya 200.000 anak mengalami malanutrisi parah akibat terbatasnya akses bantuan kemanusiaan yang dihalangi Israel.

Menurut Shawa, banyak kematian anak disebabkan minimnya pasokan susu formula dan suplemen nutrisi. Kondisi ini juga memperparah penderitaan ibu hamil yang kekurangan asupan pangan dan perawatan medis.

“Ibu hamil hidup dalam kondisi sangat sulit karena malanutrisi,” kata Shawa, dikutip Middle East Eye.
Peringatan serupa disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebut lebih dari 100 bayi prematur berada dalam bahaya. Krisis bahan bakar membuat rumah sakit di Gaza tak mampu menjalankan prosedur medis penting untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Meski Israel telah melonggarkan blokade total, bantuan yang diizinkan masuk tetap minim. Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan, pada Kamis (7/8) hanya 92 truk bantuan yang diperbolehkan masuk, jauh dari kebutuhan minimal 500–600 truk per hari seperti dihitung PBB. Saat ini, sekitar 6.600 truk masih tertahan di perbatasan.
Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mendesak Israel membuka blokade sepenuhnya, memperingatkan bahwa kelaparan bisa menjadi penyebab kematian massal. UNRWA juga mengkritik mekanisme distribusi bantuan melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung Israel, menyebutnya tidak efektif dan penuh risiko.
Sejak GHF beroperasi pada Mei 2025, lebih dari 1.300 orang dilaporkan tewas ditembak pasukan Israel atau kontraktor GHF saat antre bantuan.
“Lima bulan berjalan, kelaparan menjadi pembunuh baru. Empat titik distribusi yang dimiliterisasi tidak bisa menggantikan respons humaniter yang terkoordinasi,” tegas UNRWA, dikutip Al Jazeera.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mencatat, dalam 24 jam terakhir korban tewas akibat kelaparan kembali bertambah. Sejak dimulainya serangan Israel pada Oktober 2023, sedikitnya 197 warga Gaza meninggal karena kelaparan, termasuk 96 anak.