PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membuat kejutan di pertemuan RDG bulan ini. BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75%, langkah ini menjadikannya sebagai salah satu bank sentral paling agresif di Asia Tenggara dalam rangkaian pelonggaran moneter baru-baru ini.

🔍 Kenapa BI Lakukan Pemangkasan Ini?
- Ini adalah keenam kali pemangkasan suku bunga sejak BI memulai siklus pelonggaran tahun lalu, tepatnya sejak September 2024.
- Pemangkasan dilakukan di tengah pertumbuhan ekonomi yang dianggap masih di bawah potensi, serta inflasi yang relatif terkendali dan dalam target BI.
- BI juga mendorong agar bank-bank komersial segera menurunkan suku bunga pinjaman dan deposito, agar stimulus moneter ini bisa benar-benar terasa di masyarakat.
🌏 Perbandingan dengan Negara Tetangga
BI sebenarnya lebih “dovish” (lebih lunak) dibanding bank-bank sentral di Malaysia, Thailand, atau Filipina. Pasalnya, mereka belum sedrastis menurunkan suku bunga seperti BI, BI justru memimpin dalam pelonggaran kebijakan moneter di kawasan untuk mendorong aktivitas ekonomi domestik. (Informasi umum – tidak semua bank sentral tersebut mengeluarkan kebijakan sama persis pada waktu ini.)

⚠️ Risiko & Tantangan
- Nilai tukar rupiah sempat melemah usai pengumuman pemangkasan suku bunga, reaksi pasar terhadap penurunan imbal hasil aset Indonesia.
- Ada kekhawatiran soal kemandirian BI karena adanya wacana “burden sharing” dengan pemerintah. Artinya, BI mungkin akan semakin dilibatkan dalam pembiayaan program publik walau bisa mengganggu independensinya.
- Pemangkasan mesti sejalan dengan pengendalian inflasi dan stabilitas makro karena ruang untuk kebijakan moneter longgar terbatas jika inflasi global atau tekanan impor naik tajam.
✅ Potensi Manfaat
- Mendorong konsumsi dalam negeri karena biaya pinjaman turun, ini bisa bantu mempercepat ekonomi yang melambat.
- Mempermudah akses kredit untuk usaha kecil dan menengah, terutama jika bank segera menurunkan suku pinjaman.
- Mendorong investasi dan belanja pemerintah, karena dana murah bisa dipakai lebih efisien.
BI memposisikan dirinya sangat pro‑pertumbuhan pada kebijakan kali ini. Pemangkasan suku bunga ke 4,75% bukan hanya sekadar angka, tapi sinyal jelas bahwa pemerintah dan bank sentral ingin menggairahkan ekonomi domestik. Namun, keberhasilan langkah ini akan sangat bergantung pada bagaimana inflasi dijaga, respons pasar, dan seberapa cepat dampak positif sampai ke masyarakat.


1 Komentar
c2ph4p