PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) tengah mematangkan rencana besar: membangun sistem transportasi massal terintegrasi yang bakal mencakup wilayah Banua Anam dan Saijaan–Bersujud.

Langkah ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat konektivitas antarwilayah sekaligus mendorong pemerataan ekonomi di dua klaster utama Kalsel tersebut.

📊 Masih Tahap Kajian, Selesai 2026
Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, M. Fitri Hernadi, menjelaskan bahwa program ini saat ini masih berada di tahap kajian komprehensif yang mencakup banyak aspek mulai dari pemodelan rute, pemetaan kawasan prioritas, hingga analisis kebutuhan transportasi.
“Semua aspek sedang dikaji secara menyeluruh agar hasilnya matang dan sesuai kebutuhan wilayah,” ujar Fitri di Banjarmasin.
Kajian ini ditargetkan rampung pada 2026, dan hasilnya akan menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pimpinan daerah sebelum masuk ke tahap pembangunan fisik.
“Implementasi bisa dimulai 2027, 2028, atau 2029, tergantung kekuatan anggaran pemerintah provinsi,” tambahnya.
🏠Banua Anam: Poros Industri dan Hilirisasi
Wilayah Banua Anam digadang-gadang menjadi poros utama transportasi produksi dan industri di Kalsel.
Kawasan ini akan menghubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi di wilayah hulu, termasuk:
- Pabrik karet di Hulu Sungai Tengah,
- Kawasan Industri dan KPI Seradang di Tabalong, serta
- Kawasan Industri Tapin (TIIPE) yang berfokus pada agroindustri.
Tak hanya industri, Banua Anam juga disiapkan menjadi sentra produksi pangan modern dan berkelanjutan, yang adaptif terhadap perubahan iklim dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani lokal.

🌊 Saijaan–Bersujud: Konektivitas Pesisir dan Ekonomi Laut
Sementara itu, klaster Saijaan–Bersujud difokuskan pada penguatan jalur logistik dan konektivitas pesisir. Daerah ini punya potensi besar di sektor perikanan dan pariwisata bahari, sehingga pengembangan transportasi massal akan mempermudah distribusi hasil laut sekaligus membuka akses wisata ke berbagai destinasi pantai dan pesisir Kalsel.
🌱 Bukan Hanya Jalan, tapi Ekosistem Mobilitas Baru
Fitri menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya tentang membangun jalan atau terminal, melainkan menciptakan ekosistem mobilitas baru yang efisien, inklusif, dan ramah lingkungan.
“Kita ingin sistem transportasi yang bukan hanya menghubungkan wilayah, tapi juga membuka akses ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.
Dengan sistem transportasi massal yang terintegrasi, Pemprov Kalsel berharap masyarakat bisa menikmati perjalanan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau, sambil mendorong pengurangan emisi karbon di sektor transportasi.
🚀 Menuju Transformasi Ekonomi Daerah
Pemprov Kalsel menargetkan, setelah kajian tuntas pada 2026, proyek ini bisa jadi tonggak baru transformasi ekonomi daerah. Transportasi terintegrasi diharapkan mampu memangkas ketimpangan antarwilayah, memperkuat rantai pasok industri, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh Banua.

