PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARMASIN – Dalam kondisi darurat sampah yang masih melanda Kota Seribu Sungai, Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin bergerak cepat. Melalui Gerakan Reaktivasi Bank Sampah, Pemko berupaya menghidupkan kembali ratusan unit bank sampah yang saat ini mangkrak dan tidak aktif.

Kegiatan yang digelar di Aula Kayuh Baimbai ini turut melibatkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin. Fokus utamanya: meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah langsung dari sumbernya yakni rumah tangga.

Menurut data dari DLH, Banjarmasin tercatat memiliki 435 unit bank sampah, namun yang aktif saat ini kurang dari 200 unit. Artinya, lebih dari 200 unit bank sampah dibiarkan terbengkalai.
“Bank sampah itu kunci penting dalam upaya 3R reduce, reuse, recycle. Tapi kenyataannya, cuma separuh yang berjalan. Ini perlu kita hidupkan lagi,” tegas Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin dalam sambutannya.
Yamin menyebut, reaktivasi ini bukan hanya soal pengelolaan sampah, tetapi juga kesempatan ekonomi bagi masyarakat. Sampah yang dipilah dan dikumpulkan lewat bank sampah bisa bernilai jual, menjadi tambahan penghasilan sekaligus solusi lingkungan.
Kondisi darurat sampah di Banjarmasin sendiri bermula sejak penutupan TPA Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada Februari 2025. Sejak saat itu, DLH terpaksa membuang residu sampah ke TPA Banjarbakula, yang hanya menjadi solusi jangka pendek.
“Dengan reaktivasi ini, kita inventarisasi kembali semua bank sampah. Kami ingin seluruhnya aktif, agar sampah tidak langsung ke TPA, tapi dikelola lebih dulu di tingkat warga,” tambah Wali Kota.
Pemko juga mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari RT, sekolah, komunitas, hingga pelaku usaha untuk ikut memanfaatkan dan menghidupkan bank sampah di lingkungannya masing-masing.
Dengan gerakan ini, Banjarmasin berharap bisa mempercepat pengurangan volume sampah ke TPA, sekaligus mendorong budaya hidup bersih, sadar lingkungan, dan produktif di tengah masyarakat.
