PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARBARU – Artificial Intelligence (AI) kini bukan lagi sekadar “nilai tambah”, melainkan menjadi faktor penentu dalam perekrutan tenaga kerja berpengetahuan (knowledge workers). Laporan Tahunan Work Trend Index 2024 dari Microsoft dan LinkedIn, berdasarkan survei 31.000 responden dari 31 negara (15 Februari–28 Maret 2024), menyebut bahwa 66% pemimpin perusahaan global tidak akan mempekerjakan kandidat tanpa keterampilan AI.

Indonesia: Melaju di Garis Terdepan Asia Tenggara

Indonesia menonjol di kawasan Asia Tenggara. Tercatat, 69% pemimpin di Indonesia menyatakan mereka enggan mempekerjakan kandidat tanpa keterampilan AI, yang serupa dengan Denmark dan melampaui rata-rata global (66 %).
Selain itu, 92% knowledge workers di Indonesia sudah menggunakan AI generatif dalam pekerjaan sehari-hari, jauh di atas angka global (75 %) dan rata-rata Asia Pasifik (83 %).
Dunia: Pengaruh AI dalam Seleksi Tenaga Kerja
Secara global:
- 75% pengetahuan pekerja menggunakan AI di tempat kerja, dan 78% di antaranya membawa alat AI sendiri (BYOAI – Bring Your Own AI) tanpa persetujuan perusahaan.
- Dari sisi loyalitas, 71% pemimpin lebih memilih kandidat yang kurang berpengalaman tetapi memiliki keterampilan AI daripada kandidat yang lebih berpengalaman tanpa AI.
Survei MarketWatch bahkan menyoroti bahwa penggunaan AI membantu mengurangi beban kerja, meminimalkan kelelahan, dan meningkatkan kreativitas serta efisiensi pekerja.
Nilai AI: Bukan Hanya Gaji, Tapi Banyak Manfaat Tambahan
Studi akademis terbaru menggarisbawahi bahwa peran yang membutuhkan keterampilan AI tidak hanya mendapatkan imbalan finansial, tetapi juga beragam keuntungan non-materi:
- Dua kali lebih mungkin menawarkan cuti orang tua, dan hampir tiga kali lebih mungkin menyediakan opsi kerja jarak jauh.
- Gaji untuk peran AI juga bisa lebih tinggi 12–20% jika disertai tunjangan seperti kesehatan atau cuti tambahan.
Demikian pula, penelitian lain menyebutkan bahwa keterampilan AI meningkatkan rata-rata gaji sebesar 21% karena efek komplementer di mana AI memperkuat nilai keahlian lain yang dimiliki pekerja.
Ringkasan Data Utama
Lokasi | Persentase Pemimpin yang Tidak Mau Merekrut Tanpa AI | Penggunaan AI oleh Knowledge Workers |
Global | 66 % | 75 % |
Indonesia | 69 % | 92 % |
AI telah menjelma sebagai keterampilan fundamental di era digital modern bukan sekadar pelengkap, tetapi penentu daya saing individu maupun organisasi. Indonesia tampil sebagai contoh kawasan dengan adaptasi cepat AI dan pemahaman mendalam akan relevansinya di dunia kerja. Bagi pekerja, mengasah keterampilan AI bukan hanya soal mengamankan pekerjaan, tetapi juga meraih peluang yang lebih luas, baik dari aspek karier maupun kesejahteraan kerja.