PUBLIKAINDONESIA.COM – Situasi konflik di kawasan perbatasan Thailand–Kamboja makin mengkhawatirkan. Pemerintah Thailand resmi memberlakukan status darurat militer di delapan distrik yang berbatasan langsung dengan Kamboja, menyusul bentrokan bersenjata sengit yang meletus pada Kamis lalu (24/7/2025).

Apichart Sapprasert, Komandan Komando Pertahanan Perbatasan Thailand untuk Provinsi Chanthaburi dan Trat, mengonfirmasi keputusan tersebut kepada media internasional.

“Darurat militer sekarang berlaku di tujuh distrik di Chanthaburi dan satu distrik di Trat,” ujar Apichart, seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (25/7/2025).
Ini Daftar Wilayah yang Ditetapkan Darurat Militer
Provinsi Chanthaburi:
- Mueang Chanthaburi
- Tha Mai
- Makham
- Laem Sing
- Kaeng Hang Maew
- Na Yai Am
- Khao Khitchakut
Provinsi Trat:
- Khao Saming
Status ini memberikan kewenangan penuh kepada militer untuk mengambil alih kendali keamanan di wilayah tersebut, termasuk pembatasan akses keluar-masuk, penyisiran senjata, dan penangkapan tanpa surat perintah.
Zona Konservasi Ditutup, Ratusan Penjaga Hutan Dievakuasi
Tak hanya militer yang bersiaga, Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Thailand juga mengambil langkah cepat. Sebanyak enam kawasan lindung di sepanjang perbatasan ditutup total untuk publik.
The Nation, surat kabar nasional Thailand, melaporkan bahwa 600 penjaga hutan telah dievakuasi dari area berisiko tinggi demi keselamatan mereka.
Kondisi Terkini: Situasi Masih Tegang
Penerapan darurat militer ini menjadi respons langsung terhadap eskalasi konflik yang telah menyebabkan korban jiwa, serangan udara, dan pengungsian massal di kedua sisi perbatasan.
Thailand dan Kamboja sama-sama mengalami kerusakan infrastruktur vital, termasuk rumah sakit, sekolah, serta situs budaya.
Sementara 130.000 warga sipil dilaporkan mengungsi, status gencatan senjata yang diajukan oleh PBB dan ASEAN hingga kini belum mendapat tanggapan pasti dari kedua pihak.