PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Kinerja keuangan PT PLN (Persero) kembali mendapat sorotan tajam dari publik dan lembaga pengawas. Center for Budget Analysis (CBA) mencatat total utang PLN pada 2024 mencapai Rp 711,2 triliun, meningkat Rp 56,2 triliun dari tahun sebelumnya setara sekitar Rp 156,7 miliar per hari sebuah lonjakan yang memicu kekhawatiran terhadap tata kelola BUMN ini.

Direktur Eksekutif CBA, Uchok Sky Khadafi, menyoroti paradoks pelik ini: meski memiliki hak monopoli atas listrik nasional, PLN justru mengalami penurunan laba dari Rp 22 triliun (2023) menjadi Rp 17,7 triliun (2024).

Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, menyesalkan kondisi tersebut. Ia mempertanyakan bagaimana perusahaan milik negara dengan dukungan penuh seperti subsidi dan modal negara justru bisa terperosok ke jurang keuangan. Menurutnya, ini bukan sekadar soal angka, melainkan juga soal integritas dan moralitas kepemimpinan. DPR bahkan mendesak perombakan total, termasuk kemungkinan pemberhentian Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo.
Menurut laporan Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), laba Rp 22 triliun pada 2023 tidak akan terjadi tanpa subsidi dan kompensasi pemerintah mencapai Rp 143 triliun nominal yang meningkat 16,4% dari Rp 123 triliun pada tahun sebelumnya. Laporan ini juga menyebutkan bahwa PLN belum mampu memenuhi utangnya tepat waktu tanpa bantuan pemerintah.
Sementara itu, Bloomberg mencatat bahwa per September 2024, total utang PLN menembus sekitar USD 24,7 miliar, atau setara Rp 370–380 triliun, tergantung kurs rupiah.
Tanggapan Resmi: Belum Ada
Hingga saat ini, baik pihak PLN maupun Kementerian BUMN belum merespons tekanan publik dan DPR mengenai temuan CBA dan tuntutan reformasi menyeluruh.
Ringkasan Kondisi Keuangan PLN
Faktor | Kondisi |
Total utang 2024 | Rp 711,2 triliun (naik Rp 56,2 triliun) |
Laba bersih 2024 | Rp 17,7 triliun (turun Rp 4,3 triliun dari 2023) |
Ketergantungan terhadap subsidi | sangat tinggi, memadai sebagian besar laba perusahaan |
Reaksi publik & DPR | Mendesak evaluasi menyeluruh dan penggantian manajemen |
Kenapa Ini Penting
Pendalaman isu ini krusial karena PLN menyuplai listrik ke seluruh Indonesia dan memegang peran strategis dalam pembangunan dan transformasi energi. Lonjakan utang, penurunan profitabilitas, dan ketergantungan terhadap subsidi mengancam keberlanjutan perusahaan dan mengurangi ruang fiskal negara.