PUBLIKAINDONESIA.COM, JAKARTA – Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, menegaskan komitmennya untuk mencetak 30.000 hektare sawah baru sepanjang tahun 2025. Pernyataan itu disampaikan saat menghadiri Workshop Percepatan Konstruksi Cetak Sawah TA 2025 di Kementerian Pertanian pada Kamis, 31 Juli, bersama Forkopimda Kalsel dan jajaran teknis terkait. Ia merupakan satu-satunya gubernur yang hadir langsung dalam forum tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel, Ir. H. Syamsir Rahman, hingga akhir Juli realisasi lahan yang telah dibuka baru mencapai sekitar 1.500 hektare. Progres Survei Investigasi Desain (SID) berada di kisaran 60–70 persen, sementara sisanya diproyeksikan selesai pada Agustus agar konstruksi bisa segera dilaksanakan sebelum penanaman yang ditargetkan mulai September 2025.

🔍 Mitra Strategis dan Sinergi Lintas Instansi
Program ini dikelola oleh tim terpadu yang melibatkan Kementerian Pertanian, Pemprov Kalsel, pemerintah kabupaten/kota, TNI, Kejaksaan, dan Satgas Pangan. Optimalisasi lahan (oplah) telah berjalan sejak pertengahan Juli di Banjar dan Barito Kuala oleh TNI, meskipun DIPA belum final. Jika Kabupaten tertentu tidak siap, pengerjaan akan dialihkan ke daerah yang lebih siap demi percepatan target 30.000 hektare.
Plt Dirjen Lahan dan Irigasi, Hermanto, menegaskan vitalnya eksekusi langsung begitu SID selesai. Sistem kerja paralel survei, konstruksi, dan supervisi dilakukan bersamaan tanpa menunggu proses satu tahap selesai sepenuhnya.
📈 Dampak Terhadap Ketahanan Pangan dan Proyeksi Produksi
Pemprov Kalsel menargetkan produksi padi mencapai 1,27 juta ton pada 2025 naik dari lebih dari satu juta ton pada 2024 sebagai bagian dari upaya memperluas area tanam dan meningkatkan produktivitas per hektare hingga 5 ton. Penambahan baku sawah diproyeksikan hingga 50.000 hektare turut memperkuat target produksi nasional.
⚠️ Tantangan dan Optimisme Terukur
Meskipun waktu semakin mendesak dan hambatan pencairan anggaran (DIPA) sempat terjadi, Syamsir Rahman tetap optimistis target dapat dicapai jika seluruh pihak bergerak cepat dan kompak. Ia menyebut potensi 20 unit ekskavator bekerja serentak bisa membuka hingga satu hektare per hari per alat berat.
Jika tidak dikelola dengan baik, keterlambatan bisa berdampak pada ketahanan pangan, sebagaimana diingatkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang sudah memberi deadline agar lahan cetak baru sudah siap tanam akhir September. Ia menekankan pengawasan ketat agar tidak terjadi penundaan atau hambatan berulang di tahun berikutnya.
Dengan potensi lahan yang besar dan dukungan pusat hingga kabupaten/kota, Kalimantan Selatan menjadi salah satu provinsi prioritas program cetak sawah nasional. Meski progres masih tertinggal, kolaborasi intensif lintas sektor, sistem pelaksanaan paralel, serta pengawasan ketat dinilai dapat menjaga target 30.000 hektare tetap realistis. Jika berhasil, Kalsel akan semakin memperkuat posisi sebagai lumbung pangan nasional.
📊 Data Ringkas Program Cetak Sawah Kalsel 2025
Komponen | Keterangan |
Target Luasan Cetak Sawah | 30.000 hektare sepanjang tahun 2025 |
Realisasi Saat Ini | Sekitar 1.500 hektare yang telah dibuka |
Progres SID | Sekitar 60–70% |
Target Penanaman | Mulai September 2025 setelah konstruksi selesai |
Stakeholder Terlibat | Kementan, Pemprov, kabupaten/kota, TNI, Kejaksaan, Satgas Pangan |
Produksi Padi Direncanakan | 1,27 juta ton di tahun 2025 |
Hambatan | Lamban pencairan anggaran, kesiapan teknis kabupaten |
Dengan pendekatan holistik dan manajemen terpadu, program ini menjadi landmark bagi strategi ketahanan pangan nasional dari Kalimantan Selatan.