PUBLIKAINDONESIA.COM, BANJARBARU – Kabupaten Tapin, yang dikenal dengan julukan Bumi Ruhui Rahayu, mencuri perhatian publik. Bukan hanya karena letaknya yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota besar, tapi juga karena dua fakta unik: termasuk salah satu kabupaten tersepi di Kalimantan Selatan, dan dipimpin oleh bupati dengan harta kekayaan terendah di provinsi ini.

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel tahun 2025, Tapin menduduki posisi kedua sebagai kabupaten dengan jumlah penduduk terendah di Kalimantan Selatan, yaitu 201.200 jiwa.

5 Kabupaten Tersepi di Kalimantan Selatan (BPS 2025):
-
Kabupaten Balangan – 140.090 jiwa
-
Kabupaten Tapin – 201.200 jiwa
-
Kabupaten Hulu Sungai Utara – 239.640 jiwa
-
Kabupaten Hulu Sungai Selatan – 241.530 jiwa
-
Kabupaten Tabalong – 270.300 jiwa
Data ini turut menjadikan Tapin sebagai salah satu wilayah dengan aktivitas ekonomi dan kepadatan penduduk yang relatif rendah di Kalsel.
Bupati Tapin, H. Yamani: Pemimpin dengan Kekayaan Terendah
Menariknya, di balik julukan kabupaten sunyi ini, terdapat sosok pemimpin yang juga dijuluki bupati termiskin di Kalimantan Selatan, yakni H. Yamani. Meski tetap berstatus miliarder, jumlah kekayaannya adalah yang paling kecil jika dibandingkan dengan kepala daerah lainnya di provinsi ini.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), berikut rincian kekayaan H. Yamani:
-
Tanah dan bangunan: Rp590.000.000
-
Alat transportasi dan mesin: Rp4.129.000.000
-
Harta bergerak lainnya: Rp26.500.000
-
Kas dan setara kas: Rp40.560.000
-
Total kekayaan: Rp4.785.060.000
-
Hutang: Rp0
Kekayaan bersih sebesar Rp4,7 miliar ini memang jauh di bawah rata-rata kekayaan kepala daerah lainnya di Kalimantan Selatan, yang biasanya mencapai puluhan bahkan ratusan miliar rupiah.
Sunyi, Tapi Tetap Bermakna
Meskipun termasuk dalam daftar daerah tersepi dan dipimpin oleh pemimpin dengan kekayaan paling rendah, Kabupaten Tapin tetap menunjukkan karakter kuat sebagai wilayah yang damai, bersahaja, dan memiliki potensi sumber daya alam serta budaya yang kaya.
Julukan “Bumi Ruhui Rahayu” sendiri mencerminkan harapan akan kehidupan masyarakat yang tenteram, aman, dan sejahtera, nilai-nilai yang terus dipegang oleh masyarakat Tapin hingga kini.